(𝗣𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗯𝗮𝗴𝗶 𝗦𝗮𝗹𝗮𝗳𝗶𝘆𝘆𝗶𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗨𝗺𝗮𝘁 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝘀𝗲𝗰𝗮𝗿𝗮 𝗨𝗺𝘂𝗺)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan siapa saja yang setia mengikuti beliau.
Amma ba‘du:
Kita ini adalah umat yang hidup berdasarkan keimanan terhadap perkara gaib. Kita beriman kepada Allah meski belum pernah melihat-Nya, dan kita pun beriman terhadap kisah-kisah umat terdahulu yang telah Allah ceritakan dalam Kitab-Nya, bagaimana mereka bertindak, berbuat kerusakan, hingga akhirnya Allah membinasakan mereka.
Sungguh menyedihkan, kondisi sebagian orang yang mengaku mengikuti Sunnah Nabi saat ini justru sangat meremehkan soal gambar dan aktivitas memotret.
Demi Allah, aku benar-benar khawatir akan terjadi proses pelan-pelan menuju kelalaian, kemudahan yang berlebihan, hingga akhirnya terjerumus.
Aku selalu ingatkan kepada saudara-saudaraku dan anak-anak didikku dari kalangan penuntut ilmu:
“Foto dan gambar inilah yang menjadi sebab pertama munculnya kesyirikan, dan syirik itu adalah kejahatan terbesar di alam semesta. Maka apakah mungkin hal ini akan membawa kebaikan bagi umat?!”
Dakwah Salafiyah, bendera dan panjinya telah berkibar dan tersebar ke seluruh penjuru dunia segala puji bagi Allah dan dengan kuasa-Nya, sejak dulu sampai sekarang tanpa gambar, tanpa dubbing, tanpa video, bahkan tanpa rekaman suara di awal-awal dakwahnya.
Dakwah ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, karena sumbernya adalah wahyu dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang dijaga oleh Allah.
Dakwah ini menyebar dari rumah-rumah dan masjid-masjid, dari lisan para ulama ke seluruh penjuru bumi.
Di zaman sekarang, para imam dakwah Salafiyah dan para tokohnya -semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- telah mengangkat panji dakwah ini dari majelis-majelis ilmu, bahkan dari rumah-rumah mereka sendiri.
Seperti Syaikh al-‘Allamah al-Albani rahimahullah, dan guru kami al-‘Allamah Rabi‘ rahimahullah.
Demi Allah yang menciptakanku, tidaklah aku mengenal dakwah Salafiyah -dan segala puji bagi Allah, juga untuk guru kami al-Imam Rabi‘ rasa syukur dan doa yang tulus untuk beliau- melainkan langsung dari rumah beliau di daerah tinggi kota Madinah Nabawiyyah yang Allah jaga. Demikian juga banyak orang selainku yang mengalami hal yang sama, alhamdulillah.
Aku tak pernah melihat beliau memotret, difoto, atau memberi izin untuk itu.
Sebelumnya, ada juga ‘Allamah Negeri Syam, al-Albani rahimahullah, dan juga para ulama dakwah dari Najd serta di negeri-negeri dua tanah suci semoga Allah menjaganya.
Maka di mana akal sehat kita, wahai para Salafiyyun?!
Demi Allah, aku takut akan datang masa di mana generasi setelah kita, para pemuda-pemudinya, -baik karena kebodohan, kedustaan, ketidaktahuan, atau karena ada pihak yang menyesatkan mereka- mengatakan: “Foto dan video dalam segala bentuknya halal, untuk dakwah maupun lainnya, untuk apa saja!! Para ulama kita dan murid-muridnya juga melakukannya!!”
Padahal inilah yang dilakukan oleh generasi terdahulu yang binasa itu. Mereka menjadikannya alasan untuk menyekutukan Allah: “Nenek moyang kami melakukannya, guru-guru kami pun membuat gambar-gambar itu, maka kami menyembah apa yang mereka gambar!”, sebuah klaim batil dan dusta yang disandarkan kepada generasi sebelumnya.
Aku sangat takut hal ini terjadi. Dan setiap Salafi yang cemburu dan peduli terhadap agamanya insyaallah tentu bisa melihat dan memperhatikan keadaan manusia hari ini, khususnya anak-anak muda, dan bagaimana fitnah berputar di tengah mereka. Demi Allah ia pasti ikut khawatir akan hal ini.
Ya Allah, janganlah Engkau timpakan fitnah kepada kami. Jangan palingkan hati kami dari kebenaran. Jangan hilangkan kebaikan yang telah Engkau tanamkan dalam hati kami. Tetapkanlah kami di atas kebenaran dan wafatkan kami dalam keadaan memegang teguh kebenaran itu.
Ditulis oleh:
Nizar bin Hasyim al-‘Abbas
Lulusan Universitas Islam Madinah an-Nabawiyyah
dan Pengasuh Situs Rayah as-Salaf di Sudan
6 Jumada al-Akhirah 1437 H
____
🛜 https://t.me/alistifadah
https://t.me/shnizaralabbas/1714
0 komentar:
Posting Komentar