Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan:
ΩΩΩΨΉΩΩ
ΩΩ ΩΨ§ΨΨ― Ω
ΩَّΨ§ Ψ£ΩΩ Ψ³ΩΨ£ΨͺΩ Ψ§ΩΩΩΩ
، Ψ§ΩΨ°Ω ΩΨͺΩ
ΩΩ Ψ£Ω ΩΩΩΩ ΩΩ ΩΨͺΨ§Ψ¨Ω Ψ²ΩΨ§Ψ―Ψ© ΨΨ³ΩΨ© Ψ£Ω ΩΩΨ΅ Ψ³ΩΨ¦Ψ©، ΩΩ
Ψ§ Ψ°ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩ
Ψ¨Ψ¨ΨΉΩΨ―، Ψ§ΩΨ₯ΩΨ³Ψ§Ω ΩΩ
Ψ΄Ω ΩΩΨ³ΩΨ· Ω
ΩّΨͺًΨ§، ΩΩΨ§Ω
ΨΉΩΩ ΩΨ±Ψ§Ψ΄Ω ΩΩΨ§ ΩΩΩΩ
ُΩ Ψ₯ΩΨ§ Ψ§ΩΨΊΨ§Ψ³Ω، ΩΩΩΨͺΩِ Ψ§ΩΩΩَ Ψ§Ω
Ψ±Ψ€ٌ ΩΩΩُΩْΨ¬ِ ΩΩΨ³َΩ
“Hendaklah setiap kita menyadari, bahwa akan datang suatu hari di mana seseorang akan berharap seandainya dalam catatan amalnya ada tambahan satu kebaikan atau pengurangan satu keburukan.
Dan hari itu tidaklah jauh.
Seseorang bisa saja sedang berjalan, lalu tiba-tiba jatuh dan meninggal.
Atau ia tidur di atas ranjangnya, lalu tak ada yang membangunkannya kecuali orang yang memandikannya sebagai jenazah.
Maka hendaklah setiap orang bertakwa kepada Allah dan menyelamatkan dirinya.”
Su`al ‘alal-Hatif 1/518
____
π https://t.me/alistifadah
0 komentar:
Posting Komentar