SEMUT PUN MEMBENCI KEDUSTAAN

Posted On // Leave a Comment
SEMUT PUN MEMBENCI KEDUSTAAN
[Kisah menakjubkan, seekor semut malang yang dibunuh oleh kawanan semut karena tertuduh telah berdusta]

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah, mengatakan:

Syaikhul Islam (Ibnul Qayyim) menyebutkan sebuah kisah yang saya rasa telah saya sebutkan kepada kalian, iya kan.. baiklah.. 

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Miftah Daris Sa'adah bahwa beliau menceritakan kepada Syaikhnya yaitu Ibnu Taimiyyah rahimahullah tentang kisah seorang laki-laki yang menemukan seekor semut kecil. 

Maka dia meletakkan di depannya sepotong makanan, sepotong daging atau sesuatu yang lain, berupa makanan.

Semut itu lalu datang dan menyeretnya, namun ia tidak mampu, maka ia pergi ke teman-temannya di sarangnya dan menyeru: “Ayo kita pergi menuju makanan”.

Maka ketika kaum ini mendatanginya, -tidak mengapa kita katakan "kaum", walaupun dia (semut)-. 

Tatkala mereka datang, orang ini mengambil makanan tersebut. 

Mereka pun mencarinya namun mereka tidak menemukan apa pun. 

Setelah kaumnya beranjak pergi, semut yang mengajak mereka itu tetap tidak pergi dari tempatnya, berharap akan menemukan sesuatu.

Kemudian orang itu menaruh makanan itu lagi untuk yang kedua kalinya. 

Semut itu pun mendatanginya dan dia yakin kalau makanan itu ada di sana, tetapi dia tidak sanggup memikulnya, maka dia mendatangi kaumnya lagi dan menyeru: “Ayo kita pergi menuju makanan”.

Merekapun datang. Dan ketika mereka datang, orang itu mengambilnya lagi. Mereka mulai mencarinya tetapi mereka tetap tidak menemukannya. 

Semut itu pun tetap tidak pergi, dia tetap mencari. Lalu orang itu menaruh makanan itu lagi. 

Ketika semut itu melihatnya dan yakin, dia pergi lagi ke kaumnya dan memanggil mereka untuk yang ketiga kalinya. 

Ketika mereka datang, orang itu mengambilnya lagi. Dan ketika mereka datang mereka pun tetap tidak menemukannya. 

Orang itu berkata: Akhirnya kawanan semut-semut itu semuanya berkumpul dan beramai-ramai memangsanya, mereka semua membunuhnya.

Dan ini -Maha Suci Allah Yang Maha Besar-, (terdapat pelajaran):

Pertama: Mengapa mereka tidak membunuhnya pada kali yang pertama, melainkan membunuhnya pada kali yang ketiga?, seolah-olah hewan itu fitrahnya menetapkan bahwa pengulangan sebanyak tiga kali itu sudah cukup, tidak lebih dari itu, dan tidak kurang. 

Kedua: Beliau (Ibnul Qayyim) berkata: Saya sampaikan hal ini kepada Syaikhul IsIam, beliau mengatakan: Ya ini memang benar, karena segala sesuatu telah ditetapkan fitrahnya untuk membenci kedustaan dan memberi hukuman kepada orang yang zhalim. 

Artinya, semut ini telah berdusta kepada mereka, dia berdusta kepada mereka berdasarkan prasangka mereka, walaupun semut yang malang itu pada kenyataannya benar-benar menemukan makanan tersebut. 
____
🛜 https://t.me/alistifadah


0 komentar:

Posting Komentar