Hukum bersedih diciptakan sebagai manusia dan bersyukur kalau dijadikan hewan

Posted On // Leave a Comment

Hukum bersedih diciptakan sebagai manusia dan bersyukur kalau dijadikan hewan

PERTANYAAN

Ustadz. Bagaimana hukum orang yang bersedih diciptakan sebagai manusia? Dia sangat bersyukur kalau dijadikan hewan? Mungkin dia bersedih karena takut akan neraka.

JAWABAN

Perlu pembahasan tersendiri dalam menjelaskan keutamaan manusia atas makhluk Allah lainnya jika dia beriman dn beramal shalih. Sebagaimana juga perlu dibahas dan senantiasa diingatkan untuk merasa khawatir terhadap akhir hidup kita dan senantiasa takut kepada Allah.
Namun intinya tidak diperbolehkan terlalu condong dalam berharap sebagaimana dilarang memberatkan diri dengan rasa khawatir dan penyesalan yang berlebihan.

Berikut ini faidah yang berasal dari Syaikh DR. Ali bin Yahya alHaddadiy hafidzahullah (via akun twitter beliau) yang semoga bisa mengobati kecemasan yang berlebihan.

Beliau menulis:

‏كتب الله المقاديروقال: (لكي لا تأسوا على ما فاتكم ولا تفرحوا بما آتاكم)
قال عكرمة:ليس أحد إلاوهو يفرح ويحزن،لكن اجعلوا الفرح شكراوالحزن صبرا

[Allah telah menuliskan ketentuan (taqdir) segala sesuatu, dan Dia telah berfirman (yang maknanya):

" _(ditetapkan taqdir) agar kalian tidak berputus asa dari sesuatu yang terluputkan, dan tidak (berlebihan dalam) bergembira terhadap sesuatu yang kalian peroleh_"

Ikrimah (rahimahullah) berkata: "tidak ada seseorangpun melainkan pasti pernah merasakan rasa gembira dan kesedihan, namun (hikmah terpenting adalah) hendaklah kalian jadikan kegembiraan sebagai bentuk syukur kalian, dan kesedihan sebagai kesabaran." ]

Semoga kita senantiasa dijadikan hamba-hamba Allah yang bersyukur dan bersabar.

بارك الله فيكم

___________
Ustadz Abu Abdirrahman Sofian, Probolinggo

===================

PERTANYAAN

Mungkin akh penanya pernah membaca atsar Umar bin Khaththab. Disebutkan bahwa beliau berkata ketika mendengar burung berkicau:"seandainya aku menjadi seekor burung." Dalam kesempatan lain beliau menyatakan: "seandainya aku menjadi rambut di dada Abu Bakar." Karena takutnya beliau dengan hari hisab. Pertanyaannya: Bagaimana status atsar tersebut, Ustadz?

JAWABAN

Atsar ucapan Umar bin al-Khoththob yang menyatakan: "Aku ingin menjadi rambut di dada Abu Bakr", insyaAllah shahih.

Diriwayatkan melalui 3 jalur utama:

Pertama: dari Huzail bin Syurahbiil (riwayat Ibnu Hajar al-Asqolaaniy dalam Matholibul 'Aaliyah).

Kedua: dari Abu Imran al-Jauniy (riwayat Ibnu Baththoh dalam al-Ibaanah al-Kubro)

Ketiga: dari Maalik bin Mighwal (riwayat Ibnu Abid Dunya dalam al-Mutamanniyiin)

Sedangkan ucapan : keinginan menjadi seekor burung adalah diriwayatkan sbg ucapan Abu Bakr (riwayat Ibnu Abid Dunya dalam al-Mutamanniyiin)

Hal-hal tsb menunjukkan ketawadhuan mereka. Tidak merasa ujub dan merasa amalannya terbaik. Bahkan mereka sangat takut menghadapi hisab pada hari kiamat.

Tapi ketakutan itu justru menghasilkan amal ibadah yg terbaik. Bukannya berputus asa atau berpangku tangan sekedar meratapi nasib dan mengharapkan hal yg tidak akan terjadi.

Wallaahu A'lam

_____
Ustadz Kharisman

0 komentar:

Posting Komentar