KAJIAN TAFSIR SURAT YASIN (Bag ke-23)

Posted On // Leave a Comment
KAJIAN TAFSIR SURAT YASIN (Bag ke-23)

✅Ayat Ke-54 Surat Yaasin

فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Arti Kalimat: Maka pada hari tersebut (hari kiamat) tidak ada satu jiwa pun yang terdzhalimi sedikitpun dan tidaklah mereka dibalas kecuali sesuai apa yang mereka kerjakan

Pada hari kiamat pengadilan Allah adalah sangat adil, tidak ada kedzhaliman sedikitpun. Tidak ada satu manusiapun yang salah dalam perhitungan amal dan mendapat balasannya. Tidak mungkin ada kekeliruan dalam catatan amal kebaikan. Orang nanti tidak mungkin melihat catatan amal kejahatan yang tidak pernah dia kerjakan, atau ada amal kebaikan dia yang terluput tidak masuk catatan.

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا

Dan barangsiapa yang beramal sholih dalam keadaan beriman, maka janganlah takut akan mendapatkan kedzhaliman (tambahan keburukan yang tidak diperbuat) atau hadhma (pengurangan kebaikan yang sebenarnya dikerjakan)(Q.S Thoha ayat 112)

Tidak ada satu jiwapun yang mendapatkan kedzhaliman, bahkan termasuk orang kafir. Tidaklah balasan yang ia dapatkan kecuali sesuai dengan perbuatan yang dikerjakannya di dunia.

Perbuatan yang akan mendapatkan balasan kebaikan adalah amalan hati, lisan, dan anggota tubuh yang lain, maupun perbuatan meninggalkan suatu pelanggaran syar’i karena Allah.

وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً

Barangsiapa yang bertekad kuat untuk akan mengerjakan suatu keburukan, kemudian dia tidak mengerjakannya, maka Allah catat baginya satu kebaikan secara sempurna (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas)

✅Ayat Ke-55 Surat Yaasin

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ

Arti Kalimat: Sesungguhnya penduduk Jannah (Surga) pada hari tersebut berada dalam kesibukan yang menyenangkan

Ash-haab sering diterjemahkan sebagai ‘penduduk’ atau ‘penghuni’. Secara akar kata, Ash-haab adalah bentuk jamak yang berasal dari kata Shoohib yang maknanya mulazamah (berdiam atau menemani dalam waktu yang panjang). Seluruh kata Shoohib maknanya adalah mulazamah untuk waktu tertentu, kecuali shoohib Nabi atau para Sahabat Nabi. Para Ulama menjelaskan bahwa seseorang yang dikatakan sebagai Sahabat Nabi, tidak harus ber-mulazamah, mendampingi Nabi dalam waktu yang lama. Cukup dia pernah bertemu dengan Nabi dan beriman kepada Nabi dan meninggal dalam keadaan iman, maka ia telah menyandang predikat sebagai Sahabat Nabi.

Jannah (Surga) adalah tempat tinggal di akhirat yang Allah sediakan bagi orang-orang yang bertakwa yang penuh dengan kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan bahkan terbetik dalam benak (hati/ pikiran).

Ada 2 qiro’ah yang sesuai dengan qiroa’ah sab’ah pada ayat ini, yaitu: syughulin atau syughlin (huruf ghain disukun).
Penduduk Jannah sibuk dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Tidak membuat capek sedikitpun, karena kesibukan mereka adalah kesibukan yang nikmat.

 Berbagai kesibukan yang menyenangkan membuat mereka merasa dalam keadaan paling bahagia, sehingga tidak ada sedikitpun keinginan untuk berpindah tempat dari Surga, meski ia berada di tingkatan yang paling bawah.

خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا

(Penduduk Jannah) kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah tempat (Q.S al-Kahfi ayat 108).


(disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin halaman 196-200).

✅Ayat Ke-56 Surat Yaasin

هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ

Arti Kalimat: Mereka bersama istri-istri mereka berada di bawah naungan, bertelekan (bersandar dengan santai) di atas dipan-dipan

Penduduk Jannah (Surga) dijelaskan dalam ayat ini menikmati kesenangan dan kenikmatan di dalamnya bersama istri-istri mereka. Baik wanita dunia yang masuk Jannah atau bidadari-bidadari yang tidak pernah hidup di dunia.

Mereka berada di bawah “naungan”, artinya teduh terasa bagi mereka. Sinar yang ada tidak membikin panas. Kalau di dunia, terik matahari terasa panas, di dalam ruangan terasa gerah. Namun di Jannah, mereka mendapat sinar, tapi tak terasa gerah atau kepanasan. Sinar yang ada menerangi, namun menenangkan. Sebagian Ulama menjelaskan kondisi sinar yang didapatkan di Jannah itu bagaikan sinar yang ada di masa antara terbit fajar hingga terbit matahari. Teduh, menenangkan.

“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan”, itu menunjukkan kesempurnaan istirahat, ketentraman, tiadanya kepenatan dan rasa capek pada mereka (penjelasan Syaikh Abdurrahman as-Sa’di dalam menafsirkan surat al-Kahfi ayat 31).

✅Ayat Ke-57 Surat Yaasin

لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ

Arti Kalimat: Bagi mereka ‘fakihah’ (buah-buahan), dan mereka mendapatkan apa yang diminta

Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa semua jenis makanan penduduk Jannah adalah ‘fakihah’, dari kata ‘yatafakkah’ yaitu bersenang-senang. Sering kali kata fakihah diterjemahkan sebagai “buah-buahan”, dan itu yang banyak disebutkan para Ulama. Namun, Syaikh Ibn Utsaimin cenderung pada pendapat bahwa semua jenis makanan penduduk Jannah adalah fakihah karena semua makanan itu dimakan untuk bersenang-senang, bukan karena kebutuhan atau kondisi darurat harus memakannya.

Berbeda dengan di dunia, yang kadangkala kita harus makan sesuatu karena kita butuh dengan makanan itu. Kita saat sakit harus makan obat, jamu, dan semisalnya yang terpaksa kita makan meski pahit, tapi karena kebutuhan, harus kita makan. Itupun belum tentu menyebabkan kita sembuh. Dalam kondisi darurat, di tempat pedalaman yang tidak bisa didapatkan makanan halal, seseorang bisa saja terpaksa makan bangkai.

Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa penduduk Jannah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebagaimana dijelaskan di dalam ayat lain:

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan di dalamnya (Jannah) terdapat segala yang diinginkan jiwa dan yang menyenangkan mata, dan kalian kekal di dalamnya (Q.S az-Zukhruf ayat 71)

(Abu Utsman Kharisman)

💡💡📝📝💡💡

WA al-I'tishom

•••••••••••••••••••
🅾 Majmu'ah AL ISTIFADAH
🌍 http://bit.ly/tentangwalis
▶ Telegram http://bit.ly/alistifadah JOIN

0 komentar:

Posting Komentar