Saat ini kita dapatkan fenomena aneh di kalangan sebagian salafiyyin, ketika ada seseorang yang DITAHDZIR oleh para ulama, kemudian ada sebagian salafiyyin yang bersemangat dalam mengikuti fatwa ulama tersebut juga ikut mentahdzir dan membokiot orang tersebut, maka sebagian salafiyyin yang ‘nyeleneh’ tersebut berkata kepada saudara yang mengikuti fatwa para ulama “Kenapa engkau membokiot si Fulan, apakah dia sudah mubtadi’!? Sebagiannya lagi dengan penuh ‘kebanggaan’ berkata : “Saya sudah ke sana ke mari bertanya kepada mereka yang mentahdzir ‘ustadz fulan’ “apakah dia sudah keluar dari ahlus sunnah atau tidak? dan mereka semua tidak ada yang bisa menjawab.” atau kalimat semisalnya.
Maka sebagai jawaban bagi sebagian salafiyyin yang ‘nyeleneh’ tersebut, berikut ini saya nukilkan ucapan Asy-Syaikh Doktor Ahmad Bin Umar Bazmul Hafizhahullah berikut ini.
Asy-Syaikh Doktor Ahmad Bin Umar Bazmul Hafizhahullah berkata :
“Diantara perkara-perkara penting yang insya Allah akan mengeluarkan salafiyyin dari banyak permasalahan adalah mengetahui kaedah penting dan mengetahui perkara penting yaitu perbedaan antara TABDI’ dan TAHDZIR. Kapan ini dan kapan itu. Kaedah ini, mengetahuinya bisa mengeluarkan salafiyyin dari berbagai permasalahan, karena kadang ketika engkau mentahdzir dari seseorang, maka dia (orang yang mendengar tahdziran tersebut, pent) berkata : “Engkau telah mentabdi’nya” setelah itu dia akan menumpahkan isi dunia ke atasmu, dia akan berselisih denganmu, dan akan berkelahi denganmu.
Para ulama Rahimahumullah dan salafus sholeh Radhiallahu ‘Anhum Wa Ardhohum dan orang yang berjalan di atas manhaj mereka sampai hari kita ini, mereka membedakan antara mentabdi’ seseorang dan mentahdzir dari seseorang.
Maka tabdi’ adalah menghukuminya terjatuh ke dalam bid’ah dan berhati-hati darinya, sedangkan tahdzir bukanlah menghukuminya terjatuh ke dalam bid’ah, sesungguhnya dia hanyalah berada dalam marhalah mukholafah (dalam kondisi menyelisihi kebenaran, -pent) bersama dengan adanya nasehat (kepadanya), maknanya bahwa dia MENYELISIHI MANHAJ DALAM BEBERAPA PERMASALAHAN, kadang disebabkan tersamarkan permasalahan tersebut atasnya dan kadang karena disebabkan dia salah di dalamnya dan dia tetap BERSIKUKUH DI ATAS KESALAHANNYA yakni pada awal perkaranya ketika mereka mentahdzir dari orang tersebut, (dikatakan) :” Berhati-hatilah dari si FULAN, jangan berkumpul di sekitarnya (bermajelis, -pent) dan dia ditahdzir sampai dia BERTOBAT DAN RUJUK dan sampai kita terhenti pada PERINCIAN PERKATAAN ULAMA TENTANGNYA. Baik.
Lalu di manakah qodhiyyah (permasalahan) yang berbahaya di sini? Apakah qodhiyyah yang berbahaya di sini? Qodhiyyah yang berbahaya di sini dari beberapa sisi :
Sisi Pertama : Terjadinya perselisihan diantara para pemuda salafiyyin dalam masalah al-wala’ dan al-baro’ terhadap orang ini. Sebagian mereka memandang bahwa engkau telah mentabdi’nya, engkau telah mencelanya, dan selanjutnya terjadilah perpecahan . Ini adalah qodhiyyah yang berbahaya.
Qodhiyyah/sisi kedua : Sebagian pemuda dan mereka adalah sisi yang lain, mereka menyangka bahwa orang tersebut (yang sudah ditahdzir, pent) masih tetap menjadi rujukan, masih tetap bisa mengambil faedah darinya.
TIDAK! karena orang tersebut dengan penyelisihan ini berada pada marhalah BERHENTI DARINYA, MENJAUH DARINYA, SEHINGGA DIA TIDAK MEMBERIKAN PENGARUH. Maka jika dia bertobat, meninggalkan (kesalahannya) dan rujuk kepada kebenaran, maka dia kembali bisa dijadikan rujukan, dan jika dia bersikukuh maka para ulama akan menghukuminya dengan tabdi’ dan semisalnya. Jelas!?
Maka orang yang DITAHDZIR DARINYA HARUS DIJAUHI, khususnya bagi para penuntut ilmu yang tidak kokoh pijakannya dalam ilmu. Kenapa? karena dia pada marhalah ini, orang yang ditahdzir darinya ini berada diantara 2 perkara; apakah dia kembali kepada kebenaran maka semoga Allah membalasnya dengan kebaikan ataukah dia tetap bersikukuh di atas kebatilannya dan tidak rujuk, maka pada marhalah ini dia akan menghembuskan ke dalam hati-hati dan fikiran-fikiran para pemuda salafiyyin kaedah-kaedah, dalil-dalil mutasyabihah, dan akan menanamkan pondasi-pondasi yang menjadikan mereka (para pemuda salafiyyin) tidak memandangnya sebagai mubtadi’, tidak memandangnya sebagai telah keluar dari manhaj, sehingga jika para ulama mentabdi’ dia setelah itu maka mereka (para pemuda salafiyyin) tidak ridho’ karena dia (orang yang ditahdzir) telah menanamkan ke dalam hati-hati mereka bahwa ucapan (tahdizr) tersebut tidak benar atasnya (Saya katakan bahwa ini persis ucapan sebagian mereka bahwa ‘tahdzir itu di bangun di atas berita-berita dusta’, ‘kami tidak melihat tuduhan itu ada pada dia’ dan kalimat semisalnya, -pent).
Baik. (kalau begitu) kita TINGGALKAN DIA? Kami katakan iya TINGGALKAN DIA, menjauhlah, keselamatan itu yakni TIDAK ADA KEBAIKAN PADANYA, engkau menyelamatkan diri sehingga agamamu selamat. Alhamdulillah para ulama masih ada, para penuntut ilmu salafiyyun Alhamdulillah masih banyak, dan jika mereka sudah tidak ada MAKA KASET-KASET DAN KITAB-KITAB SALAFIYYAH masih ada. Allah tidaklah menggantungkan agama ini pada orang tersebut, dan agama serta kebenaran tetap berjalan dengan izin Allah dan tidak digantungkan dengan sosok-sosok tertentu. Kenalilah al-haq niscaya engkau akan mengetahui ahlul haq. Jelas!?
Maka ini kaedah yang berbahaya, wajib untuk diperhatikan, wajib untuk diperhatikan. Sebagian mereka jika engkau datang dan berkata “Si Fulan padanya ada begini dan begitu ….(kalimat tidak jelas) seluruh ulama belum mentabdi’ dia. Maka jika para ulama belum mentabdi’nya maknanya bahwa dia (orang yang ditahdzir tapi belum ditabdi’ tersebut, pent) berada pada marhalah apakah menerima kebenaran atau menolaknya, sedangkan ENGKAU TELAH TERTIPU DAN TERJATUH KE DALAM JERAT-JERATNYA, maka selanjutnya yang wajib atasmu secara syar’i adalah MENJAUH DARINYA dan MENUNGGU PERKATAAN ULAMA TENTANGNYA apakah dia masih bisa dijadikan rujukan dan mengambil faedah darinya ataukah ditinggalkan. Jelas sekarang bagaimanakah kaedah ini!? Baik….
(Rujukan : http://safeshare.tv/w/
Wassalam
AL-Faqiir Ilaa ‘Afwi Rabbihi
Abu Athiyyah Rismal As-Salafy.
🌏 http://www.salafybone.com/
0 komentar:
Posting Komentar