✍ Al Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:
إذا غسلت ثوبك من النجاسة، تحس بأن الله أحبك، لأن الله يحب المتطهرين، إذا توضأت، تحس بأن الله أحبك، لأنك تطهرت، إذا اغتسلت، تحس أن الله أحبك، لأن الله يحب المتطهرين ....
ووالله، إننا لغافلون عن هذه المعاني، أكثر ما نستعمل الطهارة من النجاسة أو من الأحداث، لأنها شرط لصحة الصلاة، خوفاً من أن تفسد صلاتنا، لكن يغيب عنا كثيراً أن نشعر بأن هذا قربة وسبب لمحبة الله لنا،
لو كنا نستحضر عندما يغسل الإنسان نقطة بول أصابت ثوبه أن ذلك يجلب محبة الله له، لحصلنا خيراً كثيراً، لكننا في غفلة .
Jika engkau mencuci pakaianmu dari najis, hendaklah engkau merasa bahwa Allah mencintaimu, karena Allah mencintai orang-orang yang menyucikan diri.
Jika engkau berwudhu, hendaklah engkau merasa bahwa Allah mencintaimu, karena engkau telah menyucikan diri.
Jika engkau mandi, hendaklah engkau merasa bahwa Allah mencintaimu, karena Allah mencintai orang-orang yang menyucikan diri.
Demi Allah sungguh kita lalai akan makna-makna ini, seringkali kita bersuci dari najis atau hadats, hanya sebatas karena itu merupakan syarat sahnya shalat, karena takut rusaknya shalat kita, namun seringkali kita lupa dan tidak merasa bahwa itu adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah dan penyebab kecintaan Allah kepada kita.
Seandainya kita mengingat bahwa ketika seseorang mencuci setetes air kencing yang mengenai pakaiannya, bahwa hal ini mendatangkan kecintaan Allah kepadanya, maka kita akan mendapatkan kebaikan yang banyak, namun kita lalai.
📚 Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah (1/244-245)
___________________
⏩ https://t.me/alistifadah
0 komentar:
Posting Komentar