[ Pantaskah mengata-ngatai mukmin yang berilmu (Asatidzah) dengan "Null Putul" ?! ]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
DAN PADA MASING-MASINGNYA TERDAPAT KEBAIKAN.
Bersemangatlah untuk mencapai apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau lemah.
Apabila engkau tertimpa suatu keburukan, maka janganlah kamu mengatakan; "Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu",
Tetapi katakanlah; "Qadarullahi wa maa syaa a fa'al" (lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya).
Karena sesungguhnya ungkapan kata "law" (seandainya) akan membukakan pintu godaan setan."
(HR. Muslim No. 4816)
____________________
⏩ https://t.me/alistifadah
0 komentar:
Posting Komentar