HUKUM MAKAN DARI KEBUN TANPA IJIN PEMILIK

Posted On // Leave a Comment

HUKUM MAKAN DARI KEBUN TANPA IJIN PEMILIK

🔉Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:
Sejauh mana kebenaran orang yang mengatakan: sesungguhnya boleh bagi siapapun makan dari buah kebun tanpa meminta ijin pemiliknya, berdalil dengan hadits Jabir riwayat Imam Muslim:

ما من مسلم يغرس غرساً أو يزرع زرعاً فيأكل منه إنسان أو دابة أو شيء إلا كانت له به صدقة

Tidaklah seseorang muslim itu menanam sesuatu tanaman, tidak pula ia menanam sesuatu tumbuh-tumbuhan, kemudian dari hasil tanamannya itu dimakan oleh manusia, ataupun oleh binatang ataupun oleh apa saja, melainkan itu adalah sebagai sedekah baginya." (HR. Muslim)

Jawaban:
Ya. Hadits yang telah saya sebutkan ini mengandung motivasi menanam kurma dan tumbuhan. Adapun terkait dengan orang yang memakannya, maka dia mendapat keringanan memakan dengan mulutnya saja
tanpa mengantonginya. Dengan syarat tidak ada penjaga maupun pembatas maksudnya
jika engkau melalui pohon kurma yang tidak ada penjaga atau pembatas dari dinding atau pagar, maka dia boleh makan dengan mulutnya saja tanpa mengantonginya, kecuali jika kita mengetahui bahwa pemilik kebun itu sendiri tidak mengijinkan seperti adanya papan tertulis: dilarang makan. Maka yang seperti ini jangan engkau makan.

Jadi, seseorang jika melalui kebun yang dikelilingi pembatas, maka boleh dia makan; atau melalui kebun.yang ada penjaganya, maka jangan dia memakannya; atau melalui kebun yang ada papan tertulis: dilarang makan, maka jangan dia makan; atau melalui kebun yang tidak ada pembatas, penjaga, atau pun papan larangan maka boleh baginya untuk makan, namun dia makan dengan mulutnya saja tanpa dikantongi maksudnya tidak dia bawa. Dia makan langsung

Penanya: Wahai Syaikh! Jika ada pembatas dan penjaga namun kita mengetahui keridhaannya?

Syaikh: Tidak mengapa, jika kita mengetahui keridhaannya. Namun kami katakan: jika kita mengetahui ridhanya, maka mengapa dengan penjaganya?

Penanya: Pembatas saja

Syaikh: Disini tidak mengapa, karena bisa jadi diletakkan pembatas agar hewan ternak dan onta serta lainnya tidak masuk.

Penanya: Supaya hewan ternak tidak masuk

Syaikh: Intinya pada keridhaan pemiliknya.

📀Liqa' al-Bab al-Maftuh 131

http://telegram.me/ukhwh

حكم الأكل من المزرعة بدون أذن المالك
السؤال: ما مدى صحة من يقول: إنه يجوز لأي إنسان أن يأكل من ثمار مزرعة من دون أن يستأذن من مالكها، محتجاً بحديث جابر عند الإمام مسلم : (ما من مسلم يغرس غرساً أو يزرع زرعاً فيأكل منه إنسان أو دابة أو شيء إلا كانت له به صدقة) ؟الجواب: نعم، هذا الحديث الذي ذكرت فيه الترغيب في غرس النخل والزرع، أما بالنسبة لمن أكل فإن له الرخصة أن يأكل بفمه فقط غير متخذ خُبْنَة، بشرط أن لا يكون عليه حارس، ولا حاجز، أي: لو مررت بنخل ليس عنده حارس وليس فيه حاجز من جدار أو شبك فلك أن تأكل بفمك فقط دون أن تتخذ خُبْنَة؛ إلا إذا علمنا أن صاحب هذا البستان بعينه لا يسمح، مثل: أن يكون قد كتب لوحاً: ممنوع الأكل، فهنا لا تأكل.فصار الإنسان إذا مر ببستان عليه حاجز يأكل، أو مر ببستان عليه حارس فلا يأكل، أو مر ببستان عليه لوحات مكتوب فيها: ممنوع الأكل فإنه لا يأكل، أو مر ببستان ليس عليه حاجز ولا حارس، ولا لوحات منع، فله أن يأكل؛ لكن يأكل بفمه فقط، دون أن يتخذ خُبْنَة، أي: ما يأخذ معه، يأكل فقط بفمه.السائل: يا شيخ! إذا كان عليه حاجز وحارس وعلمنا رضاه؟الشيخ: لا بأس، إذا علمنا رضاه؛ لكن نقول: إن علمنا رضاه، فالحارس لماذا؟السائل: حاجز فقط.الشيخ: هنا لا بأس؛ لأنه ربما يضع الحاجز لئلا تدخل المواشي والإبل، وما أشبه ذلك.السائل: لا تدخل المواشي.الشيخ: المدار كله على رضا المالِك

0 komentar:

Posting Komentar