PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN KHAMR
Pertanyaan Kedua dari Fatwa Nomor 3163
Pertanyaan 2:
Apa hukum meminum khamr pada kondisi darurat menurut syariat Islam seperti saat dokter menyuruh hal itu?
Jawaban 2: Diharamkan meminum khamr dan semua yang diharamkan oleh Allah menurut mayoritas ulama, berdasarkan kepada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Wa'il bin Hujr bahwa Thariq bin Suwaid al-Jufi bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang khamr. Beliau melarangnya atau tidak suka jika dia membuatnya. Lalu Suwaid berkata, "Sebetulnya saya membuatnya untuk obat". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ia bukanlah obat, tapi penyakit". Hadits riwayat Ahmad dan Muslim. Hadits lainnya diriwayatkan oleh Abu Darda' radhiyallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat. Dia juga menjadikan obat untuk setiap penyakit. Maka berobatlah dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang haram". Hadits riwayat Abu Dawud. Begitu juga dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang obat yang buruk". Dalam satu redaksi disebutkan "yakni racun". Hadits riwayat Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Imam al-Bukhari menyebutkan dalam kitab Sahihnya dari Ibnu Masud radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada sesuatu yang Dia haramkan". Hadits riwayat Abu Hatim dan Ibnu Hibban dalam kitab Sahihnya secara langsung kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Semua teks hadits ini dan yang lainnya secara jelas menunjukkan larangan berobat dengan menggunakan benda-benda yang kotor dan najis, serta larangan berobat dengan khamr yang merupakan induk dari benda-benda semacam itu dan perbuatan dosa.
Adapun kalangan ulama Kufah yang membolehkan berobat dengan menggunakan khamr, itu karena mereka menyamakannya dengan hukum memakai bangkai dan darah bagi orang yang dalam kondisi darurat. Pada hal, penyamaan seperti itu tidak kuat di samping sudah bertentangan dengan teks hadits. Sebab, itu adalah penyamaan yang tidak tepat karena makan bangkai dan darah itu bertujuan untuk menghilangkan kondisi darurat, menjaga nafas terakhir dan sudah tidak bisa dihindari lagi, sedangkan minum khamr sebagai obat itu belum pasti bisa menghilangkan penyakit. Bahkan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri memberitahukan bahwa khamr itu adalah penyakit bukan obat, serta bukan satu-satunya cara pengobatan. Semoga Allah merahmati seorang Muslim yang cukup menggunakan obat-obat yang dihalalkan Allah untuk mengobati penyakitnya, serta tidak lagi memakai benda-benda yang haram, kotor dan najis sebagai obat.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.
📚Al Lajnah ad Daimah Lilbuhuts al Ilmiyyah Walifta'
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Wakil: Abdurrazzaq 'Afifi
Anggota: Abdullah bin Qu'ud, Abdullah bin Ghudayyan
http://telegram.me/ukhwh
السؤال الثاني من الفتوى رقم ( 3163 )
س2 : ما حكم الشريعة الإسلامية في شرب الخمر عند الضرورة ، بأن يكون الدكتور الذي أمره بشربها ؟ .
ج2 : يحرم التداوي بشرب الخمر وبأي شيء مما حرمه الله من الخبائث عند جمهور العلماء ؛ لما رواه وائل بن حجر : « أن طارق بن سويد الجعفي سأل النبي - صلى الله عليه وسلم - عن الخمر فنهاه أو كره أن يصنعها ، فقال : إنما أصنعها للدواء ، فقال : إنه ليس بدواء ولكنه داء » (1) رواه الإمام أحمد ومسلم ، وعن أبي الدرداء - رضي الله عنه - قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : « إن الله أنزل الداء والدواء ، وجعل لكل داء دواء ، فتداووا ولا تداووا بحرام » (2) رواه أبو داود ، وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال : « نهى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - عن الدواء الخبيث » (3) وفي لفظ : (يعني : السم) رواه أحمد والترمذي وابن ماجه ، وذكر البخاري في (صحيحه) عن ابن مسعود - رضي الله عنه - أنه قال : « إن الله لم يجعل شفاءكم فيما حرم عليكم » وقد رواه أبو حاتم ابن حبان في (صحيحه) مرفوعا إلى النبي - صلى الله عليه وسلم .
فهذه النصوص وأمثالها صريحة في النهي عن التداوي بالخبائث ، مصرحة بتحريم التداوي بالخمر ، إذ هي أم الخبائث وجماع الإثم ، و من أباح التداوي بالخمر من علماء الكوفة فقد
__________
(1) صحيح مسلم الأشربة (1984),سنن الترمذي الطب (2046),سنن أبو داود الطب (3873),مسند أحمد بن حنبل (6/399).
(2) سنن أبو داود الطب (3874).
(3) سنن الترمذي الطب (2045),سنن أبو داود الطب (3870),سنن ابن ماجه الطب (3459),مسند أحمد بن حنبل (2/446).
قاسه على إباحة أكل الميتة والدم للمضطر ، وهو مع معارضته للنص ضعيف ؛ لأنه قياس مع الفارق ، إذ أكل الميتة والدم تزول به الضرورة ، ويحفظ الرمق ، وقد تعين طريقا لذلك ، أما شرب الخمر للتداوي فلا يتعين إزالة المرض به ، بل أخبر - صلى الله عليه وسلم - بأنه داء وليس بدواء ، ولم يتعين طريقا للعلاج ، ورحم الله مسلما استغنى في علاج مرضه بما أباح الله من الطيبات ، واكتفى به عما حرمه - سبحانه - من الخبائث والمحرمات .
وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو ... عضو ... نائب الرئيس ... الرئيس
عبد الله بن قعود ... عبد الله بن غديان ... عبد الرزاق عفيفي ... عبد العزيز بن عبد الله بن باز
0 komentar:
Posting Komentar