MAKNA BID'AH DAN PENGGUNAAN ISTILAHNYA DALAM MASALAH IBADAH

Posted On // Leave a Comment

MAKNA BID'AH DAN PENGGUNAAN ISTILAHNYA DALAM MASALAH IBADAH

🔉Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Kapan suatu perbuatan dianggap bidah menurut syariat? Apakah penyebutan bidah hanya berlaku dalam masalah ibadah atau juga dalam muamalah?

Jawaban:
Dalam syariat yang suci bidah merupakan setiap ibadah yang dibuat-buat oleh manusia tanpa memiliki dasar hukum, baik dari Al-Qur'an, sunah (riwayat dari Nabi) maupun perbuatan empat al-Khulafa ar-Rasyidin. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa mengada-ada dalam urusan kami yang tidak memiliki dasar, maka urusan itu tertolak.” Keshahihan hadits ini disepakati oleh Bukhari dan Muslim. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang tidak berdasarkan urusan (agama) kami, maka perbuatan tersebut tertolak." Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadis Irbad bin Sariyah radhiyallahu anhu, "Hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para al-Khulafa ar-Rasyidin setelahku yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunah itu dengan geraham kalian (maksudnya, peganglah jangan sampai terlepas). Jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat." Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dengan sanad shahih.

Masih banyak hadits lain yang bermakna sama dengan ini.
Dalam bahasa Arab bidah mengacu pada setiap hal yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya. Namun, hal-hal baru tidak terlarang jika bukan terkait dengan agama. Adapun dalam muamalat (transaksi), selama hal baru tersebut sesuai dengan syariat, maka itu dianggap transaksi syar'i. Sementara itu, transaksi yang menyimpang dari ketentuan syariat dianggap tidak sah, tetapi tidak dinamakan bidah dalam agama karena bukan kategori ibadah.

🌏https://www.binbaz.org.sa/fatawa/305

http://telegram.me/ukhwh


سؤال :
متى يوصف العمل بأنه بدعة في الشرع المطهر ؟
وهل إطلاق البدعة يكون في أبواب العبادات فقط ، أم يشمل العبادات والمعاملات ؟

جـــواب :
البدعة في الشرع المطهر هي كل عبادة أحدثها الناس ليس لها أصل في الكتاب ولا في السنة ولا في عمل الخلفاء الأربعة الراشدين ، لقول النبي ، صلى الله عليه وسلم ( من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد ) متفق على صحته وقوله ، صلى الله عليه وسلم ، ( من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد ) أخرجه مسلم في صحيحه ، وقوله ، صلى الله عليه وسلم ، في حديث العرباض بن سارية رضي الله عنه ( فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي ، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة ) رواه الإمام أحمد وأبو داود والترمذي وابن ماجه بسند صحيح ،والأحاديث في هذا المعنى كثيرة .
وتطلق البدعة في اللغة العربية على كل محدث على غير مثال سابق ، لكن لا يتعلق بها حكم المنع إذا لم تكن من البدع في الدين ، أما في المعاملات فما وافق الشرع منها فهو عقد شرعي وما خالفه فهو عقد فاسد ولا يسمى بدعة في الشرع لأنه ليس من العبادة .

0 komentar:

Posting Komentar