HUKUM MAJU SEBAGAI IMAM SHALAT RAWATIB

Posted On // Leave a Comment

*HUKUM MAJU SEBAGAI IMAM SHALAT RAWATIB*

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Pertanyaan:
Bolehkah seseorang mengajukan dirinya untuk mengimami manusia dalam shalat wajib atas imam muqim (menetap). Perlu diketahui, bahwasannya dia lebih faqih (paham) dari imam muqim?

Jawaban;
Tidak boleh seorangpun maju sebagai imam rawatib. Imam masjid itu dialah orang yang berkuasa dan dia lebih berhak dengan keimaman masjid. Sehingga tidak boleh bagi orang masjid maju di atas imam masjid dan tidak boleh bagi manusia  mengedepankannya di atas imam masjid akan tetapi imam masjidlah yang berhak dengan hal itu.

Kecuali imam itu memintanya, maka tidak mengapa jika imam memintanya dengan mengatakan shalatlah mengimami manusia, tidak mengapa dia maju.

Namun bila dia meninggalkan hal itu yaitu membiarkan imam mengimami shalat maka hal ini lebih baik ketika dia mengira imam itu hanyalah berkata kepadanya karena malu. Imam itu bisa jadi berkata kepadanya karena  malu dan tidak bersungguh-sungguh tetapi karena malu.

Adapun bila imam seorang yang handal, memiliki kebaikan dan berkah, maka lebih baik bagi orang yang di bekakangnya membiarkannya mengimami dan hendaknya tidak memenuhi permintaannya,

Namun jika memenuhi permintaannya mengandung kebaikan seperti untuk mengingatkan manusia, mengajari manusia, dan manusia mengikutinya, maka tidak mengapa memenuhinya dan mengimami manusia

📚Majmu' Fatawa wa Rasail

📁http://bit.ly/Al-Ukhuwwah

128 - حكم التقدم على الإمام الراتب
س : هل يجوز للرجل أن يقدم نفسه ليؤم الناس في صلاة فريضة على الإمام المقيم علما بأنه أفقه من الإمام المقيم ؟ (1)
ج : ليس لأحد أن يتقدم على الإمام الراتب ، إمام المسجد وهو صاحب السلطان ، وهو أحق بإمامة المسجد ، وليس له أن يتقدم عليه ، وليس للناس أن يقدموه عليه ، بل إمام المسجد أحق بذلك إلا
__________
(1) من أسئلة الحج في منى يوم التروية .

إذا قدمه الإمام ، فلا بأس إذا قدمه الإمام ، وقال صل بالناس فلا بأس أن يتقدم وإن ترك ذلك ، ترك الإمام يصلي فقد يكون هذا أحسن ، إذا كان يظن أن الإمام إنما قاله حياء ، فإن الإمام قد يقوله حياء وليس بجاد ، ليس بجد بل حياء فإن كان الإمام أهلا ففيه الخير والبركة ، فالأحسن لمن خلفه أن يتركه يؤم وأن لا يستجيب ، وإن كان في استجابته مصلحة ، ليذكر الناس ، ويعلم الناس ، ويتأسى به الناس فلا بأس أن يستجيب ويصلي بالناس .

0 komentar:

Posting Komentar