HUKUM BUANG HAJAT MENGHADAP ATAU MEMBELAKANGI KIBLAT

Posted On // Leave a Comment

HUKUM BUANG HAJAT MENGHADAP ATAU MEMBELAKANGI KIBLAT

❓Jika Seseorang Berada di Dalam Toilet yang Tempat Buang Air-nya Menghadap Atau Membelakangi Kiblat, Apa yang Dilakukan?

💡Jawab:

Dalam kondisi demikian, boleh bagi dia untuk kencing atau buang air besar menghadap atau membelakangi kiblat jika ia berada di dalam ruangan, atau antara dirinya dengan kiblat terdapat penghalang berupa pohon, bangunan, dan semisalnya. Ini adalah pendapat Imam Malik, asy-Syafi’i, dan Ahmad. 

Terdapat atsar Ibnu Umar dan Jabir bin Abdillah yang menunjukkan bahwa jika berada di dalam ruangan, hal itu tidak mengapa.

عَنْ مَرْوَانَ الْأَصْفَرِ قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ثُمَّ جَلَسَ يَبُولُ إِلَيْهَا فَقُلْتُ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَلَيْسَ قَدْ نُهِيَ عَنْ هَذَا قَالَ بَلَى إِنَّمَا نُهِيَ عَنْ ذَلِكَ فِي الْفَضَاءِ فَإِذَا كَانَ بَيْنَكَ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ شَيْءٌ يَسْتُرُكَ فَلَا بَأْسَ

dari Marwan al-Ashfar beliau berkata: Saya melihat Ibnu Umar menderumkan hewan tunggangannya menghadap ke arah kiblat kemudian beliau duduk kencing ke arahnya. Maka aku bertanya : Wahai Abu Abdirrahman (Ibnu Umar) bukankah hal itu dilarang? Ibnu Umar menjawab: Yang dilarang hanyalah jika berada di tempat lapang terbuka. Jika di antara engkau dengan kiblat ada sesuatu yang menghalangi, maka tidak mengapa (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh al-Hakim dan dinyatakan oleh adz-Dzahaby sesuai syarat al-Bukhari)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ رَقِيتُ عَلَى بَيْتِ أُخْتِي حَفْصَةَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا لِحَاجَتِهِ مُسْتَقْبِلَ الشَّامِ مُسْتَدْبِرَ الْقِبْلَةِ

Dari Ibnu Umar -radhiyallahu anhuma- beliau berkata: Suatu hari saya naik ke (atas) rumah saudariku Hafshah. Aku melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam duduk buang hajat menghadap ke Syam dan membelakangi Ka’bah (H.R al-Bukhari dan Muslim)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَهَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ بِبَوْلٍ فَرَأَيْتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْبَضَ بِعَامٍ يَسْتَقْبِلُهَا

dari Jabir bin Abdillah beliau berkata Nabiyullah (Muhammad) shollallahu alaihi wasallam melarang seseorang kencing menghadap kiblat. Aku melihat setahun sebelum beliau meninggal, beliau (kencing) menghadap kiblat (H.R Abu Dawud, dihasankan atTirmidzi, dishahihkan al-Bukhari, Ibnu Khuzaimah, al-Hakim, disepakati adz-Dzahaby) 

Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad menjelaskan bahwa hadits Jabir tersebut bukanlah penghapus hukum sebelumnya secara mutlak, namun penjelasan bahwa hal itu diperbolehkan jika berada di dalam ruangan atau antara dirinya dan kiblat terdapat penghalang (Syarh Sunan Abi Dawud li Abdil Muhsin al-Abbad (1/99)). 

Namun, tetap saja menghindari menghadap atau membelakangi kiblat ketika kencing atau buang air besar adalah sesuatu yang lebih utama. Karena itu, bagi yang akan membangun toilet, hendaknya diarahkan tidak menghadap atau membelakangi kiblat

(Sumber: Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi, Abu Utsman Kharisman)

*****
🗃 Arsip WALIS »
🗳 Kritik dan saran » http://goo.gl/d0M01P
🕰 Faedah Lain » http://walis.salafymedia.com/

•••••••
🖲 Majmu'ah AL ISTIFADAH
🌍 http://bit.ly/tentangwalis
🛰 Telegram http://bit.ly/alistifadah JOIN
📲 مجموعة الاستفادة

☄☄☄☄☄☄☄☄☄

0 komentar:

Posting Komentar