Hukum Belalang dan Hewan yang Tidak Memiliki Darah yang Mengalir

Posted On // Leave a Comment
🔗Hukum Belalang dan Hewan yang Tidak Memiliki Darah yang Mengalir

🔬Ditulis oleh: 
Al-Ustadz Abu Mu’awiyah Askari hafidzahullah

                                          ✹✹✹

🔖Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallaahu 'anhu bahwa ia berkata,

غَزَوْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ سَبْعَ غَزَوَاتٍ نَأْكُلُ الْجَرَادَ

“Kami berperang bersama Rasulullahﷺ  dalam tujuh kali peperangan, kami makan belalang.” (HR. Muslim no. 1952)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “An-Nawawi menyebutkan ijma’ tentang dihalalkannya belalang.

Namun, Ibnul ‘Arabi merinci dalam Syarah at-Tirmidzi antara belalang Hijaz dan belalang Andalusia. Ia berkata, ‘Belalang Andalusia tidak dimakan karena hanya memudaratkan.’ Jika benar terbukti bahwa memakannya akan memudaratkan karena ia memiliki racun khusus yang tidak terdapat pada belalang lain di negeri lainnya, pengecualian tersebut benar. Wallahu a’lam.” (Fathul Bari, 9/622)

❗Yang sahih dari pendapat para ulama bahwa belalang hukumnya halal meskipun ditemukan dalam keadaan mati. Hal ini berdasarkan ucapan Abdullah bin Umar Radhiyallaahu 'anhuma yang telah disebutkan sebelumnya.



ⓂHukum Siput, Cacing, dan Hewan yang Tidak Memiliki Darah yang Mengalir

Siput terbagi menjadi dua.

1⃣Siput laut/air (keong)

Siput jenis ini tidak ada perselisihan di kalangan ulama tentang halalnya.

2⃣Siput darat (bekicot)

Jenis ini menjadi perselisihan di kalangan ulama. Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat dilarang memakannya. Ibnu Hazm rahimahullah berkata,

 “Tidak halal memakan siput darat (bekicot) dan jenis serangga yang lainnya.” (al-Muhalla, 7/405)

👉Sebagian ulama membolehkannya, seperti al-Imam Malik rahimahullah, dengan syarat harus disembelih, dengan menyebut nama Allah Ta'ala ketika menusuknya dengan duri atau dengan jarum, atau dengan menggorengnya atau membakarnya hingga mati. Mereka mengkiaskan hukumnya dengan belalang. Adapun yang ditemukan dalam keadaan telah menjadi bangkai maka tidak boleh dimakan.

☝Sebab perselisihan ini kembali kepada hukum serangga yang tidak memiliki darah yang mengalir, seperti lalat, nyamuk, semut, lebah, kutu, kutu busuk, cacing, dan yang lainnya, baik yang bisa terbang maupun tidak. Apa hukum asal serangga, haram ataukah tidak?

❗Yang sahih dalam hal ini adalah pendapat jumhur yang mengharamkan memakan setiap serangga yang tidak memiliki darah yang mengalir selain belalang. Sebab, serangga termasuk jenis hewan yang khabits (buruk) dan tidak mungkin disembelih secara syar’i.

Sesuatu yang tidak dapat disembelih maka tidak mungkin dimakan karena ia terhukumi sebagai bangkai sehingga termasuk dalam keumuman ayat yang mengharamkan bangkai. Adapun pendapat yang mengkiaskan hukumnya dengan belalang adalah tidak benar.

Sebab, tentang belalang terdapat dalil yang mengkhususkan dari bangkai yang lain, sebagaimana yang diriwayatkan dari ucapan Ibnu Umar Radhiyallaahu 'anhuma,

أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ فَالْحُوتُ وَالْجَرَادُ وَأَمَّا الدَّمَانِ فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ

“Telah dihalalkan bagi kami dua jenis bangkai dan dua jenis darah. Adapun dua jenis bangkai adalah ikan dan belalang, dan adapun dua jenis darah adalah hati dan limpa.”

Dengan demikian, tidak ada qiyas dalam hal yang menyelisihi nash yang ada, wallahu a’lam bish-shawab. (al-Muhalla, Ibnu Hazm, 7/405, www.ferkous.com/rep/Bq131.php)

                                          ✺✸✺



🌐Sumber :
http://asysyariah.com/belalang-dan-hewan-yang-tidak-memiliki-darah-yang-mengalir/

__________________
 مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
📌WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net

✆ WA Al Istifadah ※ WALIS ✆
✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧
الموقع الرسمي للمجموعة:
🛅➠http://walis-net.blogspot.com/p/depan.html

0 komentar:

Posting Komentar