▪Manunggaling Kawula Gusti (Bag-2)
------------------------------
🎋 Bantahan syubhat mereka dengan mengacu pada al-Qur’an dan as-Sunnah di bawah bimbingan para ulama terpercaya, kita akan dapati bahwa syubhat mereka tidak lebih daripada sarang laba-laba yang sangat rapuh.
1⃣ Tentang firman Allah di dalam surat al-Hadid ayat 5, para ulama telah bersepakat bahwa kebersamaan Allah dengan hamba-hamba-Nya tersebut artinya ilmu Allah meliputi keberadaan mereka, bukan Dzat Allah menyatu bersama mereka. Imam ath-Thilmanki rahimahullah berkata: “Kaum muslimin dari kalangan Ahlus Sunnah telah bersepakat bahwa makna firman Allah yang artinya:“Dan Dia (Allah) bersama kalian di mana kalian berada”adalah ilmu-Nya””.
(Dar’ut Ta’arudh, 6/250)
2⃣ Adapun yang dimaksud dengan lafadz“kami”di dalam surat Qaaf ayat 16 tersebut adalah para malaikat pencatat-pencatat amalan. Hal ini ditunjukkan sendiri oleh konteks ayat setelahnya. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir ath-Thabari, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Ibnu Katsir dan para ulama yang lainnya. Sedangkan ath-Thilmanki dan al-Baghawi memilih pendapat bahwa yang dimaksud lafadz“lebih dekat”adalah ilmu dan kekuasaan-Nya lebih dekat dengan hambanya-Nya dari pada urat lehernya sendiri.
3⃣ Imam ath-Thufi ketika mengomentari hadits Qudsi tersebut menyatakan bahwa ulama telah bersepakat kalau hadits tersebut merupakan sebuah ungkapan tentang pertolongan dan perhatian Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Bukan hakikat Allah sebagai anggota badan hamba tersebut sebagaimana keyakinan Wihdatul Wujud. (Fathul Bari)
Bahkan Imam Ibnu Rajab rahimahullah menegaskan bahwa barangsiapa mengarahkan pembicaraannya di dalam hadits ini kepada Wihdatul Wujud maka Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari itu. (Jami’ul Ulum wal Hikam hal. 523-524 bersama Iqadhul Himam)
✅ Beberapa ucapan batil berkait dengan aqidah ini
1⃣ Dzat Allah ada di mana-mana, ucapan ini sering dikatakan sebagian kaum muslimin ketika ditanya:“Di mana Allah?”Sesungguhnya jawaban ini telah menyimpang dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta kesepakatan Salaf.
▪Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:“Barang siapa yang mengatakan bahwa Dzat Allah ada di setiap tempat maka dia telah menyelisihi al-Qur’an, as-Sunnah dan kesepakatan Salaf. Bersamaan dengan itu dia menyelisihi fitrah dan akal yang Allah tetapkan bagi hamba-hambanya.
(Majmu’ Fatawa, 5/125)
2⃣ Dzat Allah ada di setiap hati seorang hamba.Ini adalah jawaban yang tak jarang pula dikatakan sebagian kaum muslimin tatkala ditanya tentang keberadaan Allah.
▪Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata;“Adapun keyakinan bahwa Dzat Allah ada di dalam hati setiap orang kafir maupun mukmin maka ini adalah batil. Tidak ada seorang pun dari pendahulu (Salaf) umat ini yang berkata seperti itu. Tidak pula Al Qur’an ataupun As Sunnah, bahkan Al Qur’an, As Sunnah, kesepakatan Salaf dan akal yang bersih justru bertentangan dengan keyakinan tersebut.”(Syarhu Haditsin Nuzuul, hal 375)
Beberapa ayat al-Qur’an yang membantah Aqidah ini ayat-ayat al-Qur’an secara gamblang menegaskan bahwa aqidah Manunggaling Kawula Gusti benar-benar batil. Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman :وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الإِنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ .
Dan mereka (orang-orang musyrikin) menjadikan sebagian hamba-hamba Allah sebagai bagian dari-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata.(az-Zukhruf: 15)فَاطِر ُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَالأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ.
Dialah Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kalian sendiri yang berpasang-pasangan dan dari jenis binatang ternak yang berpasang-pasangan (pula), Dia jadikan kalian berkembang-biak dengan jalan itu.Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Asy Syuraa: 11)
🚧 Perhatikanlah! Ketika Allah subhanahu wa Ta’ala menjawab permintaan Musa yang ingin melihat langsung wujud Allah di dunia. Allah pun berfirman:لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ.
Kamu sekali-sekali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke gunung itu, tatkala ia tetap di tempat itu niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhan menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun pingsan. Setelah sadar Musa berkata: “Maha suci Engkau, aku bertaubat dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (Al A’raf: 143)
💫 Wallahu a’lam
📝 Ditulis Oleh:
Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed Hafizhahullah
📱Sumber:
🌍 http://salafycirebon.com/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة
📕👍📗👍📘
🌠 Ashhaabus Sunnah💫
____________________________
📲Turut memublikasikan ⇲
۞ مجموعة الاستقامة ۞
0 komentar:
Posting Komentar