ocehan mLm:
http://pelita-sunnah.blogspot.com/2014/12/ternyata-luqman-baabduh-berbeda-manhaj.html
BENARKAH KLAIM LA’ABIYUN YANG MERASA SAMA DENGAN SYAIKH RABI’ DAN SYAIKH ‘UBAID HAFIZHAHUMALLAH
Bantahan tuk: Pecinta Fitnah
Bismillahirrahmanirrahim.
Berikut akan saya paparkan kepada ikhwah sekalian, bahwa ternyata La’abiyun beserta deretan cantrik-cantrik mutalawwin yang membelanya benar-benar telah berlaku kurang ajar kepada Ulama, sampai-sampai tidak malunya mereka mengklaim thariqah mLmnya sama dengan manhajnya Syaikh Rabi’ dan Syaikh ‘Ubaid hafizhahumallah.
La’abiyun menolak Ustadz Luqman Ba’abduh beserta Asatidzah yang lainnya yang melarang para salafiyyin untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah formal atau di sekolahnya para hizbiyyun. dengan alasan Syaikh Rabi’ dan Syaikh ‘Ubaid hafizhahumallah mentazkiyah ‘Syaikh’ Hani Buraik yang menyekolahkan anak-anaknya di Al Jum’iyyah Al Khoiriyyah li Tahfizh Al Quran Al-Karim, yang tidak ragu lagi akan kehizbiyyahan jum’iyyah tersebut.
La’abiyun menolak Ustadz Luqman Ba’abduh beserta Asatidzah lainnya melarang dai-dai ahlussunnah memberi kajian di tempat-tempat hizbi, dengan dalih yang mengambil faedah mayoritasnya adalah orang awwam, kata mereka bahwa Syaikh Rabi’ dan Syaikh ‘Ubaid hafizhahumallah mentazkiyah ‘Syaikh’ Hani Buraik yang rutin dan sering memberi kajian di jum’iyyah hizbiyyah dengan alasan yang mengambil faedah adalah orang-orang yang masih awwam.
La’abiyun menolak Ustadz Luqman Ba’abduh beserta Asatidzah lainnya melarang para salafiyyin berteman dekat dengan orang-orang ahlul bid’ah dan ahlul ahwa termasuk salah satunya adalah dari kalangan hizbiyyah. dengan Alasan Syaikh Rabi’ dan Syaikh ‘Ubaid hafizhahumallah mentazkiyah ‘Syaikh’ Hani Buraik yang berteman dekat dengan Akhuna Mahmud bin Hasan La’mam, salah seorang pegawai di Jum’iyyah hizbiyyah tersebut. Bahkan pengakuan beliau, sebagai murid terdekat Syaikh Hani mereka jadikan senjata yang dianggap ampuh untuk mereka jadikan dalil bagi kepentingan mereka
La’abiyun menolak Ustadz Luqman Ba’abduh beserta Asatidzah lainnya melarang dai-dai ahlussunnah untuk duduk bersama dai-dai dari kalangan hizbiyyin. Dengan dalih dan anggapan mereka bahwa Syaikh Rabi’ dan Syaikh ‘Ubaid hafizhahumallah mentazkiyah ‘Syaikh’ Hani Buraik yang duduk bersama para pengajar halaqah-halaqah Talqin di jum’iyyah hizbiyyah tersebut.
Maka dari sini ada beberapa catatan yang perlu saya garis bawahi berkenaan dengan syubhat mLm tersebut:
Dalam sisi sebelumnya mereka dengan gagahnya menghunjamkan tuduhan bahwa Syaikh Hani berada dalam naungan atau bekerja di jum’iyyah tersebut yang artinya mereka ingin mencela beliau dengan mengkaitkan dengan Jum’iyyah tersebut, Namun setelah hal tersebut berhasil di patahkan dan bersamaan dengannya datang tazkiyah dari Syaikh Rabi dan Syaikh Ubaid Hafidzahullah kepada Syaikh Hani Hafidzahullah, maka untuk menyembunyikan kedustaannya tersebut, tiba tiba mereka banting setir untuk menjadikan tazkiyah Syaikh Rabi dan Syaikh Ubaid kepada Syaikh Hani sebagai senjata untuk menikam Ustadz Luqman. Inilah sikap tanaqudh kaum mutalawwin, mereka cepat sekali berubah warna, tatkala warna yang semula tidak menguntungkan mereka.
kita akan mengetahui bahwa tatkala mereka membawakan dalil dari tazkiyah Syaikh Rabi dan Syaikh Ubaid kepada Syaikh Hani adalah bukan dalam rangka ingin memuliakan beliau (Syaikh Hani) dari apa yang pernah mereka cabik-cabik atas kehormatan beliau, namun hal tersebut semata-mata untuk dalil mengenyangkan perut-perut mereka, tatkala mereka telah mengizinkan makanan-makanan kebathilan dan kemungkaran telah masuk ke dalam kelas-kelas terhidang di atas meja-meja putra-putri mereka untuk siap menjadi santapan yang akan menghancurkan tatanan aqidah mereka.
Mereka tidak menanyakan hal tersebut kepada Ulama tentang sekolah formal yang hendak mereka bela, dengan pendidikan yang sarat dengan muatankekufuran dan kesyirikan, kemudian mereka menganalogikan sendiri tentang sekolah formal yang telah jelas penyimpangan aqidanya tersebut dengan sekolah Tahfidz Al Qur’an yang hendak mereka jadikan dalil pembolehan atasnya ?, mereka juga tidak menanyakan kepada Ulama tentang keberadaan Syaikh Hani yang mengisi di kajian di jum’iyyah tersebut untuk mereka jadikan dalil atas pembelaan-pembelaan dai-dai mereka terhadap corong-corong hizbiyyin bahkan mengambil kepentingan atas sebagian kepada hizbiyyin tersebut
Mereka seenaknya mencomot fatwa Syaikh untuk kepentingan makar-makar mereka. Dengan kejinya mereka katakan bahwa Mahmud bin hasan La’man adalah tokoh Hizbiyyin sehingga itu menjadi dalil pernyataan mereka pada poin ke 3.
Mereka menjadikan dalil kepada Syaikh Hani yang sama sekali tidak pernah menyebut tokoh hizbiyyin yaitu Aid Al Qarni dan Salman al Audah sebagai Salafy sekalipun dengan tambahan GUNCANG, sebagaimana Dzulqarnain yang membela Yazid Jawas masih sebagai Salafy meskipun GUNCANG, sebagai dalil pernyataan mereka pada poin ke 4
Maka dari semua itu sebenarnya telah terbukti bahwa tuduhan awal mereka kepada Syaikh Hani adalah tuduhan dusta, hal ini telah terbongkar. Tentunya karena kelancangan mereka selalu membuat statment mendahului para Ulama, bahkan sama sekali tidak melalui bimbingan Ulama, bahkan mereka telah meridhakan permasalahan agama ini kepada ahlul bid’ah dan ahlul ahwa, mereka mengkais informasi dari mereka, padahal kita tahu tidaklah mereka akan menginformasi melainkan berdasarkan kedustaan. Ternyata bukannya mereka takut kepada Allah atas kedzaliman mereka dengan tuduhan dusta yang telah Allah nampakkan tersebut, eeeh malah mereka membuat makar yang lebih busuk lagi dengan mempermainkan fatwa Ulama untuk menyembunyikan al Haq. Lagi-lagi mereka membuat sebuah kesimpulan tanpa bimbingan Ulama, tetapi disatu sisi mereka mencomot fatwa Ulama. Mereka sudah hilang rasa malunya meskipun kedustaan mereka kerap terbongkar
maka kami tunggu wahai pembuat makar, kalau tidak bisa mendatangkannya maka cukuplah engkau bertaubat kepada Allah atas kedustaan yang engkau lancarkan kepada dakwah ini.
Dan jelas sejelas matahari di siang hari, bahwa Ustadz Luqman Ba’abduh tidaklah berjalan kecuali berusaha selalu diatas manhaj para ulama:
1. Syaikh Rabi’ hafizhahullah
2. Syaikh ‘Ubaid hafizhahullah
3. Syaikh Hani hafizhahullah
Dan dari sini dapat kita ketahui pula sebuah KENYATAAN MEMALUKAN bahwa ternyata mereka mengklaim bahwa Dzulqarnain satu manhaj dan satu thariqah dengan Syaikh Rabi’ dan Syaikh ‘Ubaid hafizhahumallah.
Dan telah nyata menuduh bahwa tahdziran yang turun kepada Dzulqarnain itu didasari dari berita yang PALSU !!
Tetapi saya katakan bahwa mereka bisa saja mengaku sebagai kekasih Layla, namun sayangnya Layla tidak mengakuinya….MAKA JELAS PENGAKUAN MEREKA TINGGAL PENGAKUAN BELAKA, SEDANGKAN TENTANG TUDUHAN ADANYA BERITA PALSU YANG DIAJUKAN ASATIDZAH KEPADA SYAIKH RABI, MAKA KITA TIDAK TERLALU PUSING-PUSING UNTUK MEMBANTAHNYA KARENA DZULQARNAIN SENDIRI TELAH MEMBANTAH MEREKA DENGAN PENGAKUAN DAN PERNYATAAN N RUJUKNYA, MESKIPUN KEMUDIAN RAIB DITELAN KESOMBONGAN.
Wallahul musta’an. Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Insya Allah bersambung
_______________________
Jogjakarta, 16 Rabi’ul Awwal 1436
http://tukpecintasunnah.wordpress.com/2015/01/07/ustadz-luqman-dalam-incaran-laabiyun-seri-2-jurus-bunglon-mutalawwin-dalam-menghadapi-ulama-yang-memberikan-tazkiyah-kepada-syaikh-hani/

0 komentar:
Posting Komentar