------------------------------
💺 Al-'Allamah Ahmad bin Yahya an-Najmi rohimahulloh.
🔖 Berkata al-Auza'i rohimahulloh ta’ala sebagaimana di dalam kitab: al-Ibanah karya Ibnu Baththoh:
«مَنْ سَتَرَ عَلَيْنَا بِدْعَتَهُ لَمْ تَخْفَ عَلَيْنَا أُلْفَتُهُ»
"Barangsiapa menyembunyikan atas kami kebid'ahannya maka tidak akan tersembunyikan atas kami pertemanannya".
🔵 Syaikh: ini jelas "barangsiapa menyembunyikan dari kami kebid'ahannya maka tidak akan tersembunyikan atas kami pertemanannya" yakni apabila dia menutupi kebid'ahan maka pertemanannya yaitu orang-orang yang dia temani dengan mesra dan kecenderungannya kepada mereka akan memperjelas bagi kita dari (pertemanan) mereka bahwa orang tersebut termasuk dari mubtadi'ah, apabila dia berteman mesra dengan para mubtadi' dan cenderung kepada para mubtadi' maka menjadi jelas dari hal ini bahwa dia adalah mubtadi', iya.
⚪ Penanya: wahai Syaikh, apakah dapat difahami dari atsar ini bahwa seseorang apabila tidak dikenal keadaannya dan tidak diketahui tentang madzhabnya dan pegangannya adalah ahlul ahwa wal bida' (penganut hawa nafsu dan kebid'ahan) maka dia dihukumi dengan kebid'ahan dan dinisbatkan kepada mereka?
🔵 Syaikh: iya, inilah dia. Mereka (para ulama, pent) mengatakan: madkhol-nya (tempat masuknya) dan pertemanannya serta keharmonisannya dari manusia ini akan memperjelas, yakni madkhol -nya: apabila dia masuk kepada orang-orang dari kalangan ahlul bid’ah maka diketahui bahwa dia adalah mubtadi', dan ketika ahlul hadits mendengar bahwa seseorang dari kalangan orang-orang yang dinisbatkan kepada hadits bahwa di datang (berkunjung), dan yakni mereka tidak mengetahui apakah dia benar aqidahnya dan madzhabnya atau dia adalah seorang mubtadi' maka salah satu Masyaikh di zamannya (mengatakan): lihatlah oleh kalian kepada siapa dia masuk dan siapa yang dia temani dan siapa yang menjadikannya sahabat, dan ucapan semisal ini, maka menjadi jelaslah setelah itu bahwa dia telah mengunjungi mubtadi' dan shohibul bid’ah, iya.
🔊 Audio dapat didengar di:
https://m.soundcloud.com/
__✏ Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh.
------------------------------
💎 شرح أثر « من ستر عنا بدعته لم تخف علينا ألفته » للعلامة أحمد بن يحيى النجمي رحمه الله
📜 قال الأوزاعي رحمه الله تعالى كما في كتاب الإبانة لابن بطة : « من ستر علينا بدعته لم تخُف علينا ألفته ».
الشيخ : هذا واضح : « من ستر عنا بدعته لم تخف علينا ألفته »، يعني إذا كان يستر بالبدعة فإن أُلْفَتَهُ أي الناس الذين يألفهم ويميل إليهم يتبين لنا منهم أنه من المبتدعة، إذا كان يألف المبتدعين ويميل إلى المبتدعين يتبين من هذا أنه مبتدع، نعم.
السائل : يا شيخ سؤال : هل يُفهم من هذا الأثر أن الشخص إذا لم تُعرف حاله ولا يُدرى عن مذهبه وكان جلساؤه وخِبَّتُهُ أهل الأهواء والبدع فإنه يحكم عليه بالبدعة ويُنسب إليهم.؟
الشيخ : نعم، هذا هو. قالوا مدخله وصحبته وإلْفُهُ من الناس هذه تبين، يعني مَدْخَلُهُ: إذا دخل عند أناس من أهل البدع عُرِفَ أنه مبتدع، ولما سمع أهل الحديث بأن رجلاً ممن ينسب إلى الحديث أنه قادم، ويعني لا يدرون هل هو صحيح العقيدة والمذهب أو أنه مبتدع فقال أحد المشائخ في زمنه: أنظروا على من يدخل ومن يألف ومن يصاحب وكلام نحو هذا، فتبين بعد ذلك بأنه قدم على المبتدعة وصاحبهم، نعم.
🔊 المقطع الصوتي :
https://m.soundcloud.com/
------------------------------
🌏 WA Ahlus Sunnah Karawang.
0 komentar:
Posting Komentar