🔹Memahami Makna 🔹محمد رسول الله
Memahami makna syahadat Muhammadarrasulullah sangatlah penting. Adapun makna Muhammadarrasullullah yaitu, “Pengakuan dengan lisan dan diimani dengan hatinya bahwasanya Muhammad bin ‘Abdullah adalah Rasulullah al Quraisy al hasimiy (utusan Allah) yang diutus untuk seluruh makhluk dari kalangan jin dan manusia.” (Syarh Al-Ushuul Ats Tsalaatsah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin : 261)
Berkata asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidhohullah tentang makna Muhammadarrasulullah yaitu: “Pengakuan secara bathin dan secara dhahir bahwasanya dia (Muhammad) hamba Allah dan utusan-Nya yang diutus untuk manusia seluruhnya.” (Aqidah Tauhid : 40)
Tentang makna ini Allah subhaanahu wata’aala berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ
“Dan Kami tidaklah mengutusmu melainkan untuk seluruh manusia.” (As-Saba’: 28)
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
“Dan katakanlah (Muhammad) : ‘Hai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah kepada kamu semua.’” (Al-A’raaf : 158)
Dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda :
“Dahulu para nabi diutus khusus untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah makna Muhammadarrasulullah yang harus dipahami oleh seorang muslim. Seseorang dikatakan memahami makna syahadat yang kedua ini ketika dia memahami bahwasannya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alahi wasallam adalah seorang manusia biasa, hamba Allah subhaanahu wa ta’aala yang tidak memiliki hak rububiyah dan hak uluhiyah disamping itu beliau adalah seorang Rasulullah (utusan Allah) yang diutus untuk seluruh manusia. Hamba Allah yang tidak boleh disembah dan utusan Allah yang tidak boleh didustai.
Makna Muhammadarrasulullah tidaklah sekedar ucapan saja tanpa konsekuensi, bahkan makna Muhammadar Rasuulullaah mempunyai konsekuensi yang harus dipahami dan diamalkan.
➡Di bawah ini adalah konsekuensi dari makna Muhammadar Rasuulullaah :
▫Pertama : Menaati perintah Rasulullah shallallaahu ‘alahi wasallam.
Seseorang yang mengucapkan syahadat Muhammadarrasulullah maka wajib untuk menaati Rasulullah shallallaahu ‘alahi wasallam hal ini merupakan konsekuensi dari syahadatnya.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ [آل عمران:31]
“Katakanlah (wahai Muhammad) : ‘Jika kamu mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (Ali Imran : 31)
Ketaatan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alahi wasallam merupakan ketaatan kepada Allah subhaanahu wa ta’aala dan kedurhakaan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alahi wasallam merupakan kedurhakaan kepada Allah subhaanahu wa ta’aala.
Sebagaimana Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman tentang hal ini:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا [النساء:80]
“Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad) maka sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (An-Nisa’ : 80)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللهِ [النساء:64]
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.” (Qs. an Nisa’ : 64)
▫Kedua : Membenarkan apa yang dikhabarkan oleh Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam.
Ketika seseorang mengikrarkan bahwasanyya Nabi Muhammad shalallaahu ‘alahi wasallam adalah utusan Allah maka wajib baginya untuk membenarkan khabar-khabar yang shahih yang datang dari Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“ Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al Qur’an) menurut keinginannya, tidak lain (al Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. an Najm : 3-4)
Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam bersabda :
“… tidakkah kalian mempercayaiku sedangkan aku adalah kepercayaan Dzat yang berada di atas langit? datang kepadaku khabar dari langit setiap pagi dan sore.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id al Khudry Radiyallaahu ‘anhu)
▫Ketiga : Meninggalkan apa yang beliau shalallaahu ‘alahi wasallam larang dan peringatkan.
Tentang hal ini Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah.” (Qs. al Hasyr : 7)
▫Keempat : Tidak beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’aala kecuali dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam.
Tentang hal ini syaikh Muhammad Aman Jami’ rahimahullah berkata: “ Poin ini sangatlah penting dikarenakan banyak diantara manusia telah menaati Rasul-Nya dan tidak mendustakannya, dia telah meninggalkan banyak hal dari larangan-larangan dan mengerjakan perintah, akan tetapi dia beribadah kepada Allah tidak terikat dengan apa yang datang dari Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam, dari sini dia terjatuh kepada perbuataan bid’ah, beribadah kepada Allah dengan tanpa petunjuk di dalam ibadahnya, tidak sesuai dengan sunnah.” (Syarh Al Ushul Ats Tsalatsah : 77)
Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam bersabda : “Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada dasarnya dalam urusan (agama) kami maka amal itu tertolak.” (HR. Imam Muslim dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha)
▫Kelima : Mendahulukan ucapan Rasulullah shalallaahu ‘alahi wasallam daripada ucapan siapapun.
Hal ini merupakan konsekunsi yang sangat agung dari kalimat ini, sebagaimana Allah ta’aala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat : 1)
Berkata Syaikh As Sa’di rahimahullah : “ Dalam ayat ini terdapat larangan yang sangat keras dari mendahulukan perkataan selain Rasulullah atas perkataannya, ketika telah jelas sunnah Rasulullah wajib seseorang untuk mengikutinya dan mendahulukannya atas selainny, siapapun orangnya.” (Taisiirul Karimir Rahman pada ayat ini)
Inilah penjelasan dari makna Muhammadarrasuulullaah dan konsekuensinya yang harus dipahami dan diamalkan secara dzahir dan bathin. Wallahu a’lam bish shawwab. (Abdullah al-Jakarty)
🔵WA PSSI (Perkumpulan Suami Sayang Istri)
(Bagian Artikel Aqidah)
Memahami Makna 🔹محمد رسول الله
Labels:
aqidah
0 komentar:
Posting Komentar