๐ญ HUKUM HAJR DALAM SYARIAT ISLAM
๐ Bagian Pertama๐
Muqaddimah
Segala puji dan syukur bagi Allah Ta'ala yang telah memberikan dan menganugerahkan kenikmatan yang paling agung dari kenikmatan-kenikmatan yang diberikan-Nya kepada kita, yaitu kenikmatan Islam dan kenikmatan berpegang teguh dengan ajaran dan bimbingan Nabi kita yang mulya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Islam adalah agama yang hak dan tidak ada agama yang diridhai disisi Allah kecuali agama Islam. Allah Ta'ala berfirman:
{ุฅَِّู ุงูุฏَِّูู ุนِْูุฏَ ุงَِّููู ุงْูุฅِุณَْูุงู ُ}
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam." [QS. Ali 'Imran: 19]
Dan Allah Ta'ala berfirman pula:
{َูู َْู َูุจْุชَุบِ ุบَْูุฑَ ุงْูุฅِุณَْูุงู ِ ุฏًِููุง ََْููู ُْููุจََู ู ُِْูู ََُููู ِูู ุงْูุขุฎِุฑَุฉِ ู َِู ุงْูุฎَุงุณِุฑَِูู}
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." [QS. Alu 'Imran: 85]
๐ Agama Islam adalah agama yang sempurna, tidak membutuhkan penambahan maupun pengurangan. Segala hal yang dibutuhkan manusia telah datang bimbingan dan petunjuknya. Wajib bagi kita tunduk dan patuh terhadap segala hal yang telah menjadi ketetapan syariat Islam.
{ุงَْْูููู َ ุฃَْูู َْูุชُ َُููู ْ ุฏَُِูููู ْ َูุฃَุชْู َู ْุชُ ุนََُْูููู ْ ِูุนْู َุชِู َูุฑَุถِูุชُ َُููู ُ ุงْูุฅِุณَْูุงู َ ุฏًِููุง}
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." [QS. Al-Maaidah:3]
๐งSungguh sangat memilukan ketika kita melihat di zaman kita sekarang kebanyakan manusia telah banyak berpaling dari syariat Allah. Sebagian mereka menyatakan bahwa sebagian syariat Islam sudah tidak layak diterapkan di zaman kita ini, sehingga butuh perubahan, pengurangan ataupun penambahan. Kejahilan mulai merata dan kebenaran pun mulai punah, kemungkaran dinyatakan kebenaran, sedangkan kebenaran dinyatakan kemungkaran. Diantara penyebab ini semua adalah sedikitnya para penyeru kebenaran, dalam kondisi para penyeru kebatilan terus bertebaran di tengah-tengah kaum muslimin. Hilangnya semangat kaum muslimin untuk mempelajari agama dan kecondongan mereka dengan materi dunia yang fana dimanfaatkan oleh para penyeru kebatilan dan hawa nafsu untuk menyeret kaum muslimin kepada kesesatan.
"Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhu, ia berkata: “Orang-orang (para shahabat) selalu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku selalu bertanya kepada beliau tentang kejelekan, karena aku khawatir kejelekan itu akan menimpaku. Maka aku berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu tenggelam dalam kehidupan jahiliyah dan kejelekan, kemudian Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan (al-Islam) ini. Apakah setelah kebaikan ini akan ada kejelekan?” Beliau bersabda: “Ya.” Aku berkata: “Dan apakah setelah kejelekan itu akan ada kebaikan lagi?” Beliau bersabda: “Ya, namun ada kelemahan (pergeseran dalam agama) padanya.” Aku berkata: “Apa kelemahan itu?” Beliau bersabda: “Adanya suatu kaum yang berpegang dengan selain Sunnahku dan membimbing manusia dengan selain petunjukku, engkau mengetahui apa yang datang dari mereka dan bisa mengingkari.” Aku pun berkata: “Apakah setelah kebaikan itu akan ada kejelekan lagi?” Beliau bersabda: “Ya, adanya para da’i yang menyeru kepada pintu-pintu jahannam. Barangsiapa menyambut ajakan mereka, niscaya akan dilemparkan ke dalamnya (jahannam).” Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apa nasehatmu jika aku mendapatinya?” Beliau bersabda: “Berpegang teguhlah dengan jamaah kaum muslimin dan imam (pemimpin) mereka.” Aku berkata: “Bagaimana jika mereka (kaum muslimin) tidak mempunyai jamaah dan imam?” Beliau bersabda: “Hendaknya engkau tinggalkan semua kelompok-kelompok (yang menyeru kepada kesesatan) itu, meskipun engkau harus berpegangan (menggigit) akar pohon sampai kematian mendatangimu dan engkau dalam keadaan seperti itu.” [Muttafaqun 'alaihi]
Semua ini merupakan tanda-tanda dekatnya hari Kiamat, sebagaimana yang dikabarkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
«ู ِْู ุฃَุดْุฑَุงุทِ ุงูุณَّุงุนَุฉِ ุฃَْู ُูุฑَْูุนَ ุงْูุนِْูู ُ، ََููุซْุจُุชَ ุงْูุฌَُْูู، َُููุดْุฑَุจَ ุงْูุฎَู ْุฑُ، ََููุธَْูุฑَ ุงูุฒَِّูุง»
"Diantara tanda-tanda terjadinya hari kiamat yaitu: diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, banyaknya orang yang meminum minuman keras, dan zina dilakukan dengan terang-terangan." [Muttafaqun 'alaihi, dari shahabat Anas bin Malik]
๐ฅ Apabila kejahilan telah merajalela, maka akan merajalela pula perbuatan Jahiliyyah dan kemaksiatan.
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhu berkata; "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah Azza wa Jalla tidak menghilangkan ilmu dengan mencabutnya secara langsung dari manusia, tetapi Allah akan menghilangkan ilmu agama dengan mewafatkan para ulama, hingga tidak ada seorang ulama pun yang akan tersisa. Kemudian mereka akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa, maka mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan menyesatkan.' [Muttafaqun 'alaihi]
Pembahasan seputar masalah ini memerlukan pembahasan yang sangat luas.
Diantara kebenaran yang mulai ditinggalkan dan mulai punah penerapannya oleh kaum muslimin adalah permasalahan Hajr, memboikot para pelaku kebatilan, para penyimpang, dan kemaksiatan. Bab ini dipandang oleh sebagian besar manusia di zaman kita sudah tidak layak lagi diterapkan dan diamalkan. Menurut mereka bahwa kita umat Islam harus bersatu, meskipun aqidah, manhaj dan akhlak berbeda-beda. Benarkah demikian?
Manusia dalam bab Hajr terbagi menjadi tiga golongan;
๐ธ1. Golongan pertama adalah golongan yang ekstrim dalam bab ini, mereka menerapkan bab ini tidak dengan jalan yang benar dan tidak pula menerapkannya pada tempat yang benar.
๐ธ2. Golongan kedua adalah golongan yang lembek dalam bab ini, yang mana pada hakekatnya mereka anti dengan Hajr dan menjauhkan diri dari bab ini.
๐ธ3. Golongan ketiga adalah golongan pertengahan, tidak ekstrim dan tidak pula lembek. Inilah yang ditempuh Ahlus Sunnah yang mana mereka menerapkan bab ini dengan ilmu dan keadilan, mereka menerapkannya kepada orang-orang yang pantas mendapatkan Hajr berdasarkan bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salaf. Ahlus Sunnah adalah orang yang paling senang dan cinta kebenaran, dan mereka adalah golongan yang paling sayang kepada manusia.
๐ Kerusakan aqidah, manhaj dan muamalah yang menimpa kaum muslimin, diantara sebabnya karena tidak adanya Hajr, demikian pula perpecahan, kerusakan dan pelecehan terhadap kebenaran dan para penyerunya, diantara sebabnya adalah karena terlalu ekstrim dalam bab Hajr. Ini semua terjadi karena kejahilan mereka dengan permasalahan Hajr yang sesuai dengan tuntunan Islam.
Karena melihat pentingnya pembahasan ini, maka akan kami nukilkan faedah ilmiyah seputar bab ini, dengan harapan bisa menjadi cahaya bagi kaum muslimin dalam menerapkan bab ini dengan adil dan benar, sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salaf.
๐ Faedah-faedah yang akan kami tulis disini, mayoritasnya kami ambil dari muhadharah (ceramah) asy-Syaikh Abdullah al-Bukhari --hafizhahullah-- yang bertema seputar permasalahan Hajr, dan demikian pula dalam susunan artikel ini.
Semoga apa yang akan kami sampaikan banyak memberikan manfaat bagi saudara kami kaum muslimin, sehingga mereka berjalan dan beramal dalam bab ini senantiasa dalam bimbingan Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salaf. Wallaahul muwaffiq.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
✏ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 22 Dzulhijjah 1435/ 16 Oktber 2014_di Daarul Hadits_Al-Fiyusy_Harasahallah.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
๐ฅ Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta 2 aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
๐ WA. FORUM KIS
0 komentar:
Posting Komentar