HEMAT DALAM MENGGUNAKAN AIR
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ، وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ، إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu dengan air 1 mud, dan mandi dengan air 1 sha’ sampai 5 mud.” Muttafaqun ‘alaihi.
Makna sha’ dan mud:
Mud, dengan didhammahkan pada huruf mim, adalah jenis takaran yang ma’ruf, yaitu ¼ sha’ nabawi. Dan kadarnya dengan ukuran zaman ini adalah 625 garam atau setara dengan 750 ml. (Takaran mud adalah dengan seseorang membentangkan kedua telapak tangannya dan menempelkan tepi kedua telapak tangannya bagian dalam.)
Sha’, adalah jenis takaran yang ma’ruf. Dan yang dimaksud disini adalah sha’ nabawi. Dan beratnya mencapai 480 mitsqal dari jenis gandum yang baik, atau setara dengan 3 liter.
Beberapa faedah hadits:
Termasuk bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersikap pertengahan dalam setiap perkara, bahkan sampai pada hal-hal yang tersedia dalam jumlah yang banyak. Sebagai bentuk bimbingan terhadap umatnya dan arahan agar tidak berlebih-lebihan dalam setiap perkara.
Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berwudhu menggunakan air sebanyak 1 mud atau sekitar 750 ml, dan mandi dengan menggunakan air 1 sha’ sampai 5 mud, yaitu sekitar 3 liter sampai 3,75 liter. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang memiliki rambut yang lebat di badannya.
Keutamaan bersikap pertengahan dalam penggunaan air untuk berwudhu dan sebagainya, dan sikap berlebihan (boros) dalam penggunaan air bukanlah bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahu a’lam bish shawwab.
📙Marja’:
Taudhihul Ahkam 1/250 karya Asy-Syaikh Abdullah bin Abdillah al-Bassam rahimahullah.
Alih bahasa
Abdulaziz Bantul
Ma’had Ibnul Qoyyim Balikpapan
📚TIS (Thalab Ilmu Syar'i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar