Al-Hafizh Al-Baihaqi dalam kitab Az-Zuhd (no.79) dan -dari jalannya- Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (34/145) meriwayatkan dari Ahmad bin Abil Hawari, bahwa Abu Sulaiman Ad-Darani rahimahullah mengatakan:
إنّ قوماً طَلَبُوا الغِنَى، فحسِبُوا أنّهُ في جَمْعِ المالِ، ألا وإنّما الغِنَى في القَناعَةِ. وطَلَبُوا الرّاحَةَ في الكَثرَةِ، وإنّما الرّاحةُ في القِلَّةِ. وطَلَبُوا الكَرَامَةَ مِنَ الخَلْقِ، ألاَ وهي في التّقْوَى. وطَلَبُوا النِّعْمَةَ في اللِّبَاسِ الرّقِيقِ واللَّيِّنِ وفي طَعامٍ طيِّبٍ، والنِّعمَةُ في الإسلامِ والسِّتْرِ والعَافِيةِ
Sesungguhnya ada kaum yang mencari kekayaan, mereka mengira kekayaan itu akan diraih dengan mengumpulkan harta. Ketahuilah, sesungguhnya kekayaan itu hanyalah terletak pada sifat Qana’ah (merasa cukup).
Ada pula yang mencari ketenangan pada banyaknya harta. Padahal, ketenangan itu ada pada yang sedikit.
Mereka mencari kemuliaan dari makhluk, namun ketahuilah bahwa kemuliaan sejati ada pada ketakwaan.
Mereka mengejar kenikmatan pada pakaian yang halus nan lembut, dan pada makanan yang lezat. Padahal, kenikmatan itu ada pada Islam dan tertutupinya aib serta pada perlindungan (dari Allah).
Lihat juga: Al-Bidayah wan Nihayah (14/151)
____
🛜 https://t.me/alistifadah
https://t.me/dr_elbukhary/3887
Tidak ada komentar:
Posting Komentar