Selasa, 15 Agustus 2017

HUKUM MENYIMPAN GAMBAR ORANG YANG TELAH MENINGGAL DAN BARANG-BARANGNYA

HUKUM MENYIMPAN GAMBAR ORANG YANG TELAH MENINGGAL DAN BARANG-BARANGNYA

📀Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:
Apa hukum menyimpan.gambar mayit atau sesuatu dari barang mayit seperti pakaian atau jamnya?

Jawaban:
Menyimpan gambar mayit tidak boleh, sehingga barangsiapa yang memiliki sesuatu dari darinya hendaknya dia bakar sekarang. Karena mengenang orang yang sudah meninggal akan membangkitkan kembali kesedihan. Demikian pula pakaian mayit yang masih ada, maka bisa dia gunakan dan dia pakai sampai lusuh atau dia sedekahkan.

Adapun engkau menjaganya untuk mengenang mayit maka ini juga diantara perkara yang membangkitkan kembali kesedihan dan merupakan na'yu fi'li (na'yu dalam bentuk perbuatan). Karena na'yu terhadap mayit itu terjadi baik dengan ucapan maupun perbuatan. Dan yang seperti ini termasuk na'yu dengan perbuatan.

Jadi, tidak boleh menjaga gambar mayit dan tidak boleh pula menjaga pakaiannya untuk mengenangnya.

💾Liqa' al Bab al Maftuh 202

✏ an-na’yu –yaitu pemberi-tahuan tentang kematian dan mengandung unsur kesedihan–

http://asysyariah.com/berkumpulnya-keluarga-mayit-untuk-menerima-ta%E2%80%99ziyah-setelah-mayit-dimakamkan/

☎http://t.me/ukhwh

حكم الاحتفاظ بصور الميت أو بحوائجه
السؤال: فضيلة الشيخ: ما حكم الاحتفاظ بصور الميت أو شيء من حوائج الميت كثوبه أو ساعته؟ الجواب: الاحتفاظ بصورة الميت لا يجوز، ومن عنده شيء منه فليحرقه الآن؛ لأن تذكر الميت يجدد الأحزان، وكذلك ما يبقى من ثيابه إما أن يستعمل ويلبس حتى يبلى أو يتصدق به، أما أن تبقى ذكرى للميت فهذا أيضاً مما يجدد الحزن، وهو نعي فعلي، نعي الميت يكون إما بالقول وإما بالفعل، وهذا نعي له بالفعل، فلا يجوز إبقاء صورة الميت، ولا يجوز أيضاً إبقاء ثيابه لتذكره.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar