Kamis, 30 Juni 2016

IMAM BELUM WUDHU DAN BARU MENYADARI SETELAH SELESAI SHALAT, SAHKAH SHALATNYA MAKMUM ?

IMAM BELUM WUDHU DAN BARU MENYADARI SETELAH SELESAI SHALAT, SAHKAH SHALATNYA MAKMUM ?
Dijawab oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah via WA Al Itishom

P E R T A N Y A A N
Bismillah. Afwan ada yg titip pertanyaan. Bgmn bila imam lupa tdk punya wudhu dan menyadari setelah selesai sholat berjamaah? Apakah perlu diulang atau sholat makmum sdh sah? Jazaakallahu khayran.

J A W A B A N
Jika setelah selesai sholat berjamaah Imam baru sadar bahwa ia ternyata berhadats, maka sholat makmum sah (tidak harus mengulang) sedangkan sholat Imam batal (harus mengulang) (penjelasan Ibnu Qudamah dalam asy-Syarhul Kabiir (2/55)). 

Sebagaimana hal tersebut pernah terjadi pada para Sahabat seperti Umar bin al-Khotthob, Utsman, Ali dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum ajmain. Mereka pernah sholat menjadi Imam, kemudian selesai sholat sadar masih berhadats, maka mereka mengulangi sholat dan tidak menyuruh makmum untuk mengulangi sholat (disebutkan Ibnu Qudamah dalam al-Mughni (3/265)).

عَنْ إبْرَاهِيمَ ؛ أَنَّ عُمَرَ صَلَّى بِالنَّاسِ وَهُوَ جُنُبٌ فَأَعَادَ ، وَأَمَرَهُمْ أَنْ لاَ يُعِيدُوا

Dari Ibrahim bahwasanya Umar sholat bersama manusia dalam keadaan junub, kemudian ia mengulangi sholat dan tidak memerintahkan mereka (makmum) untuk mengulangi sholat (H.R Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf) 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ؛ أَنَّهُ صَلَّى بِهِمَ الْغَدَاةَ ، ثُمَّ ذَكَرَ أَنَّهُ صَلَّى بِغَيْرِ وُضُوءٍ فَأَعَادَ ، وَلَمْ يُعِيدُوا

Dari Ibnu Umar bahwasanya ia sholat bersama mereka (para makmum) sholat Subuh kemudian beliau baru ingat bahwa beliau sholat tanpa berwudhu’, maka beliau mengulangi sedangkan mereka (para makmum) tidak mengulangi (H.R Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf) 

عَنْ مُحَمَّدٍ بْنِ عَمْرو بْنِ الْحَارِثِ بْنِ الْمُصْطَلِق : أَنَّ عُثْمَانَ صَلَّى بِالنَّاسِ ، وَهُوَ جُنُبٌ ، فَأَعَادَ وَلَمْ يُعِيْدُوا

Dari Muhammad bin Amr bin al-Harits bin al-Mustholiq bahwasanya Utsman sholat bersama manusia dalam keadaan junub kemudian beliau mengulang sholat dan mereka (para makmum) tidak mengulang sholat (riwayat al-Baihaqy dalam Ma’rifatus Sunan wal Atsar) 

عَنْ عَلِيٍّ ، قَالَ : إذا صَلَّى الْجُنُبُ بِالْقَوْمِ فَأَتَمَّ بِهِمَ الصَّلاَة ، آمُرُه أَنْ يَغْتَسِلَ وَيُعِيدَ ، وَلَمْ آمُرْهُمْ أَنْ يُعِيدُوا

Dari Ali beliau berkata: Jika seorang junub sholat bersama suatu kaum menjadi Imam bagi mereka, maka aku perintahkan ia untuk mandi dan mengulang sholatnya dan aku tidak memerintahkan mereka (para makmum) untuk mengulang (sholatnya)(riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf) 

Namun jika seorang makmum mengetahui dengan yakin bahwa Imamnya telah berhadats saat sebelum sholat selesai, tapi ia tetap sholat bersamanya, maka sholatnya juga tidak sah. 

("Fiqh Bersuci dan Sholat", Abu Utsman Kharisman, penerbit Cahaya Sunnah)

*****
🗃 Arsip WALIS »
🗳 Kritik dan saran » http://goo.gl/d0M01P
🕰 Faedah Lain » http://walis.salafymedia.com/

•••••••
🖲 Majmu'ah AL ISTIFADAH
🌍 http://bit.ly/tentangwalis
🛰 Telegram http://bit.ly/alistifadah JOIN
📲 مجموعة الاستفادة
📆 Kamis, 25 Ramadhan 1437 H // 30 Juni  2016 M

☄☄☄☄☄☄☄☄☄

Tidak ada komentar:

Posting Komentar