Jumat, 18 Desember 2015

PRINSIP MENJAMAK SHALAT KETIKA HUJAN

PRINSIP MENJAMAK SHALAT KETIKA HUJAN

📈Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

📠Pertanyaan:
Apa prinsip dalam menjamak shalat ketika tetap hujan?
Mohon berikan arahan kepada kami Samahatusy Syaikh

🔉Jawaban:
Jama' adalah rukhshah (keringanan) ketika turun hujan, sakit, dan dalam bepergian, demikian juga Allah 'azza wa jalla mencintai rukhsahnya dilakukan. Sehingga apabila turun terhadap kaum muslimin hujan yang menyulitkan mereka untuk menunaikan shalat Isya' pada waktunya atau Ashar bersama Zhuhur, maka tidak mengapa mereka menjamaknya sebagaimana jama' dalam safar. Seorang musafir itu menjamak antara shalat Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya',demikian pula kaum muslimin di sebuah negeri dan setiap tempat, apabila turun hujan terhadap mereka dan pasar pun di dalamnya menjadi licin dan banjir, maka boleh mereka menjamak antara shalat Maghrib dan Isya' dengan jama' taqdim (dilakukan di waktu Maghrib) agar tidak berat atas mereka keluar untuk shalat Isya' karena adanya hujan yang masih turun atau kondisi yang licin dan berlumpur di pasar. Adapun menjamak shalat Zhuhur dan Ashar, antara keduanya ada perbedaan pendapat diantara ulama dan yang benar adalah bahwa tidak masalah menjamak antara keduanya ketika adanya alasan yang syar'i, sehingga jika ada alasan (udzur) yang syar'i boleh menjamak shalat
sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjamak shalat dalam bepergian, takut, dan sakit; seluruhnya tidak masalah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk melakukan perkara sesuai kondisinya dan yang mengandung kebaikan baginya, dengan sabdanya: "Sesungguhnya Allah mencintai engkau melakukan rukhshahnya, sebagaimana Dia tidak menyukai engkau bermaksiat kepadanya.
Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjamak antara Zhuhur dan Ashar dan antara Maghrib dan Isya' bukan karena takut maupun hujan. Dalam riwayat yang lain: bukan karena takut maupun bepergian.Ada yang bertanya Ibnu Abbas? Dia menjawab: Agar tidak memberatkan umatnya, agar umatnya tidak terjatuh pada kesulitan. Maka apabila kondisinya hujan, takut, atau sakit, lalu datang kesulitan tidak masalah mereka menjamak. Dan hadits ini, sekelompok ulama berpendapat: hadits tersebut manshukh (dihapus) hukumnya,namun yang benar adalah bahwa hadits tersebut tidak mansukh, akan tetapi mengandung kemungkinan bolehnya jama' karena udzur syar'i bukan karena takut, hujan, dan bepergian
seperti pengusiran, karena pengusiran juga termasuk udzur syar'i. Apabila pasar kondisinya licin dan lumpur di sekitar masjid meskipun ada sebagian jamaah, maka ini termasuk udzur, karena sebagian jamaah dekat dengan masjid, mereka tidak tertimpa kesulitan, akan tetapi jamaah yang lain tertimpa kesulitan atas mereka berupa lumpur dan halangan banjir, maka ini adalah udzur syar'i, namun apabila mereka meninggalkan jamak antara Zhuhur dan.Ashar agar keluar dari perselisihan dan bersabar atas kesulitan yang ada, maka hal tersebut perkara yang bagus insya Allah. Akan tetapi adanya  kesulitan sebagai alasan yang berkonsekuensi menjamak antara Zhuhur dan Ashar serta Maghrib dan Isya' ketika ada keperluan dan kesulitan.

💻🔍
http://www.binbaz.org.sa/node/16281

📱📡Al-UKHUWWAH

📁http://bit.ly/Al-Ukhuwwah

🇸🇦

الضابط للجمع عند المطر

ما هو الضابط في جمع الصلوات عند لزوم الأمطار؟ وجهونا بذلك سماحة الشيخ.
الجمع رخصة عند نزول المطر، وعند المرض، وفي السفر كذلك، والله جل وعلا يحب أن تؤتى رخصه، فإذا نزل بالمسلمين مطر يشق عليهم معه أداء الصلاة في وقتها العشاء، أو العصر مع الظهر فلا بأس أن يجمعوا، كما يجمع في السفر، المسافر يجمع بين الظهر والعصر والمغرب والعشاء، وهكذا المسلمون في القرى والأمصار إذا نزلت بهم الأمطار وصارت الأسواق فيها الزلج والسيول فإنهم يجمعوا بين المغرب والعشاء جمع تقديم لئلا يشق عليهم الخروج للعشاء مع وجود المطر المتتابع، أو الزلق في الأسواق والطين في الأسواق والظهر والعصر في الجمع بينهما خلاف بين أهل العلم، والصواب أنه لا حرج في الجمع بينهما عند وجود العذر الشرعي، إذا وجد العذر الشرعي جاز الجمع كما جمع النبي - صلى الله عليه وسلم- في السفر وفي الخوف والمرض كله لا بأس، النبي - صلى الله عليه وسلم- حث ال أمة على ما فيه يليق وما فيه الخير لها، قال: (إن الله يحب أن تؤتى رخصه، كما يكره أن تؤتى معصيته)، قال ابن عباس - رضي الله عنهما- أن النبي - صلى الله عليه وسلم- جمع بين الظهر والعصر وبين المغرب والعشاء من غير خوفٍ ولا مطر، وفي رواية: من غير خوف ولا سفر، قيل لابن عباس؟، قال: لئلا يحرج أمته، لئلا تقع أمته في الحرج، فإذا كان هناك مطرٌ أو خوفٌ أو مرض؛ جاء الحرج فلا بأس أن يجمعوا، والحديث هذا: قال جماعة من أهل العلم أنه منسوخ، ولكن الصواب أنه غير منسوخ، لكنه محمول على أنه جمع لعذر شرعي غير الخوف وغير المطر وغير السفر كالدحر، فإن الدحر عذر شرعي أيضاً، إذا كانت الأسواق فيها زلق وطين حول المسجد ولو لبعض الجماعة فإن هذا عذر؛ لأن بعض الجماعة قرب المسجد ما عليهم مشقة، لكن بقية الجماعة عليهم مشقة من الطين ومنازع السيل فهذا عذرٌ شرعي، وإذا تركوا الجمع بين الظهر والعصر خروجاً من الخلاف وصبروا على المشقة فهذا حسن إن شاء الله، لكن مع وجود المشقة الدليل يقتضي الجمع بين الظهر والعصر، وبين والمغرب والعشاء عند الحاجة والمشقة.

※※※※※※※※※※※※※※※※
🅾 MAJMU'AH AL ISTIFADAH 🅾
※※※※※※※※※※※※※※※※

Ⓜ مجموعة الاستفادة
🌍 http://bit.ly/tentangwalis
▶ Telegram http://bit.ly/alistifadah JOIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar