Pertanyaan diajukan kepada Al Ustadz Abu Abduh Sholehuddin Karawang Hafidzohullohu :
Barokallohu fiikum ya ustadz kami semoga Alloh senantiasa menjaga anda diatas alhaq.Mohon nasehat anda pada ihwah yg mencukupkan diri dengan membaca buku buku,situs situs dan radio streaming ahlusunnah sehingga mereka jarang sekali/tidak pernah mengikuti taklim.jazakallohu khoiron
✅ Al Jawab :
Wa fikum barokalloh.
Seseorang meninggalkan majelis ilmu bisa disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya karena tidak adanya kesempatan untuk mendatangi majelis-majelis ilmu sebagaimana yang dialami oleh beberapa muslimin yang bekerja di tengah lautan atau di tengah hutan maupun di pelosok dan pedalaman.
Namun ada juga yang meninggalkan majelis-majelis ilmu karena malas dan sejenisnya, maka bagi kelompok kedua saya nasehatkan untuk saya pribadi dan untuk antm sekalian pertama-tama agar kita bertakwa kepada Alloh dengan sebenarnya, dan kedua untuk tetap semangat dan berusaha keras untuk dapat mengahadiri majelis-majelis ilmu dikarenakan padanya ada banyak faedah yang tidak dapat disebutkan satu persatu, diantaranya:
~ akan memperkokoh kita di atas alhaq, maka dengan kita memperbanyak pergaulan dengan orang-orang sholeh dan menghadiri majelis-majelis ilmu maka kita akan mendapatkan keteguhan hati dalam menerima dan menjaga alhaq. Sebagaimana hal ini dinasehatkan oleh Syaikh 'Ubaid al-Jabiri hafizhohulloh.
~ kita akan mendapatkan naungan rahmat, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits dari Shofwan bin 'Assal rodhiallohu 'anhu bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إنَّ المَلائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ العِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ» صحيح الجامع (١٩٥٦)
"Sesungguhnya para malaikat sungguh meletakkan sayap-sayap mereka untuk pencari ilmu sebagai bentuk keridhoan terhadap apa yang dicarinya". [Shohihul Jami' no. (1956)]
Adapun jika dia termasuk dari golongan pertama maka apa yang dilakukannya adalah kebaikan, selama waktunya benar-benar digunakan untuk membaca tulisan-tulisan dari para ulama yang terpercaya atau dari asatidzah terpercaya, atau melalui buku-buku Ahlussunnah yang terpercaya dari penulisnya, penerbitnya maupun penerjemahnya.
Adapun ungkapan yang mengatakan:
«مَنْ كَانَ شَيْخُهُ كُتُبُهُ فَخَطَؤُهُ أَكْثَرُ»
"Barangsiapa yang gurunya adalah kitab-kitabnya maka kesalahannya lebih banyak"
Maka Syaikh Muqbil rohimahulloh menerangkan bahwa yang dimaksud ialah buku-buku dari kalangan selain Ahlussunnah, dari ahlul bid’ah wad dholal, adapun jika buku-bukunya adalah dari buku-buku Ahlussunnah maka yang demikian akan membawa kebaikan. Wallohu a'lam.
〰〰〰🔹〰〰〰
WSN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar